Permasalahan
Ekonomi makro Hutang Luar Negeri Indonesia
Hutang luar negeri diartikan sebagai penerimaan negara dalam bentuk
devisa ataupun dalam bentuk devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang
dan atau jasa yang diterima dari Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PPHLN)
yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tetentu atau hutang luar
negeri adalah sumber pembiayaan negara yang berasal dari negara asing,
badan/lembaga keuangan internasional atau dari pasar uang internasional yang
berbentuk devisa, barang, dan atau jasa termasuk penjaminan yang mengakibatkan
pembayaran di masa yang akan datang yang harus dibayar kembali sesuai
kesepakatan bersama.
Pertama, dampak langsung dari
utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik. Kedua, dampak yang paling hakiki dari utang tersebut
yaitu hilangnya kemandirian akibat keterbelengguan atas keleluasaan arah
pembangunan negeri, oleh si pemberi pinjaman. Dapat dilihat pula dengan adanya
indikator-indikator baku yang ditetapkan oleh Negera-negara donor, seperti arah
pembangunan yang ditentukan. Baik motifnya politis maupun motif ekonomi itu
sendiri.
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro (Krisis Nilai Tukar)
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro (Krisis Nilai Tukar)
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro (Kemiskinan)
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro (Hutang Luar Negeri)
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro (Pengangguran)
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro
Artikel Terkait : Ketenagakerjaan
Pada akhirnya arah pembangunan
kita memang penuh kompromi dan disetir, membuat Indonesia makin terjepit dan
terbelenggu dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat negara Donor. Hal ini sangat
beralasan karena mereka sendiri harus menjaga, mengawasi dan memastikan bahwa
pengembalian dari pinjaman tersebut plus keuntungan atas pinjaman, mampu
dikembalikan. Alih-alih untuk memfokuskan pada kesejahteraan rakyat, pada
akhirnya adalah konsep tersebut asal jalan pada periode kepemimpinannya, juga
makin membuat rakyat terjepit karena mengembalikan pinjaman tersebut diambil
dari pendapatan negara yang harusnya untuk dikembalikan kepada rakyat yaitu
kekayaan negara hasil bumi dan Pajak.
Selain memberikan dampak seperti yang diatas, utang luar
negeri memiliki berbagai dampak baik positif dan negatif yaitu:
a.
Dampak positif
Dalam
jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam
upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan
oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup
besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara
Indonesia, dengan menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan
ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
b.
Dampak Negatif
Dalam
jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan
ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah
jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN RI, karena
utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara
akan dicap sebagai negara miskin dan tukang utang, karena tidak mampu untuk
mengatasi perekonomian negara sendiri, (hingga membutuhkan campur tangan dari
pihak lain).
Selain
itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Membantu dan mempermudah negara untuk
melakukan kegiatan ekonomi.
2.
Sebagai penurunan biaya bunga APBN
3.
Sebagai sumber investasi swasta
4.
Sebagai pembiayaan Foreign Direct
Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
5.
Berguna untuk menunjang pembangunan
nasional yang dimiliki oleh suatu negara
Faktor
Penyebab Hutang
Luar Negeri Indonesia
Setidaknya
ada dua alasan mengapa pemerintah di negara-negara berkembang tetap membutuhkan
utang luar negeri. Pertama, utang luar negeri dibutuhkan sebagai tambahan modal
bagi pembangunan prasarana fisik. Infrastruktur merupakan investasi yang mahal
dalam pembangunan. Kedua, utang luar negeri dapat digunakan sebagai penyeimbang
neraca pembayaran.
Ada beberapa penyebab
meningkat atau menurunnya utang Luar negeri Indonesia secara umum yaitu:
1.
Defisit Transaksi Berjalan (TB)
TB merupakan
perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari luar negeri dan jumlah
pembayaran ke luar negeri. Dengan kata lain, menunjukkan operasi total
perdagangan luar negeri, neraca perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan
impor, pembayaran transfer.
2.
Meningkatnya kebutuhan investasi
Investasi adalah
penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang
akan datang. Hampir setiap tahun Indonesia menghadapi kekurangan dana
investasi. Menurut pada tahun 2011, jumlah dana tabungan: 12,84 triliun
sementara kebutuhan investasi Rp 2.458,6 triliun. Hal ini mendorong
meningkatnya pinjaman LN. Di samping kelangkaan dana, meningkatnya utang LN
juga didorong oleh perbedaan tingkat suku bunga.
3.
Meningkatnya Inflasi
inflasi adalah
suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor .
Laju inflasi mempengaruhi tingkat suku bunga, karena ekspektasi inflasi
merupakan komponen suku bunga nominal. trand inflasi meningkat menyebabkan Bank
Indonesia memangkas suku bunga. Dengan rendahnya suku bunga maka minat orang
untuk berinvestasi rendah, maka pemerintah untuk memenuhi belanja negaranya
melalui pinjaman luar negeri.
4.
Struktur perekonomian tidak efisien
Karena
tidak efisien dalam penggunaan modal, maka memerlukan invetasi besar. Hal ini
akan mendorong utang luar negeri.
Solusi Terhadap Hutang
Luar Negeri Indonesia
Ada beberapa solusi
yang dapat dilakukan untuk mengurangi hutang luar negeri:
1. Meningkatkan daya beli masyarakat, yakni melalui pemberdayaan
ekonomi pedesaan dan pemberian modal usaha kecil seluasnya.
2.
Meningkatkan
pajak secara progresif terhadap barang mewah dan impor.
3.
Konsep
pembangunan yang berkesinambungan, berlanjut dan mengarah pada satu titik
maksimalisasi kekuatan ekonomi nasional, melepaskan secara bertahap
ketergantungan utang luar negeri.
4.
Menggalakan
kebanggaan akan produksi dalam negeri, meningkatkan kemauan dan kemampuan
ekspor produk unggulan dan membina jiwa kewirausahaan masyarakat. Negeri
Indonesia ini sebenarnya kaya akan Sumber daya alam unggulan sehingga bila kita
manfaatkan secara maksimal maka akan memberikan devisa negara,
5.
Mengembangkan
sumber daya manusia berkualitas dan menempatkan kesejateraan yang
berkeadilan dan merata
No comments:
Post a Comment