Artikel Permasalahan Ekonomi Makro
Artikel Permasalahan Ekonomi Makro di Indonesia
– Pada Artikel kali ini admin akan membahas
Penjelasan
Tentang Permasalahan
Ekonomi Makro, dan Pengertian Ekonomi Makro. Namun, perlu kita ketahui,
sebelum pembahasan Permasalahan
Ekonomi Makro, kita pahami dulu dasar Ilmu ekonomi
itu apa ? Pada dasarnya, ilmu Ekonomi itu termasuk di dalam ruang lingkup ilmu
sosial. Nah, Artikel Kali ini akan membahas tentang Permasalahan Ekonomi Makro yang berhubungan dengan kemiskinan.
Tahukah anda tentang ekonomi makro dan
ekonomi mikro?. pastinya sudah kan, Permasalahan
Ekonomi Makro yang terjadi di Indonesia, sangatlah banyak, lalu apa Saja Permasalah Ekonomi Makro di Indonesia ???
Beberapa Permasalahan Ekonomi Makro di Indonesia yaitu
:
a.
Masalah Kemiskinan dan Pemerataan
b.
Krisis Nilai Tukar
c.
Masalah Utang Luar Negeri
d.
Masalah Perbankan dan Kredit Macet
e.
Masalah Inflasi
f.
Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran
Namun artikel ini hanya akan membahas tentang Permasalahan Ekonomi Makro berupa kemiskinan saja. Yuk langsung kita Simak :
Artikel : Permasalahan
Ekonomi makro dalam Kemiskinan
Dari
fase ke fase perjalanan taraf hidup bangsa setiap negara, masalah kemiskinan
selalu menjadi bahan yang tak kunjung selesai persoalannya untuk dibahas.
Masalah kemiskinan itu sendiri menjadi salah satu titik permasalahan terbesar
dalam daftar permasalahan di setiap negara yang menjadikannya sebagai masalah
global.
Kemiskinan
memang seringkali dipahami secara sempit, baik dari definisi,sebab,maupun cara
penanggulangannya. Secara umum, kemiskinan kita ketahui adalah keadaan dimana
terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan,pakaian,rumah tinggal dan lain-lain. Namun seringkali juga kita hanya
menyadari penyebab kemiskinan tersebut hanyalah dari faktor kelangkaan ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, kemiskinan yang kita ketahui
sangatlah erat kaitannya dengan pengangguran. Memang benar itu semua, tapi dari
definisi yang sempit, kita juga hanya akan menemukan solusi yang sempit dari
permasalahan kemiskinan tersebut. Kita tidak pernah menelusuri lebih jauh akar
dari penyebab tersebut.
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro (Krisis Nilai Tukar)
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro (Krisis Nilai Tukar)
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro (Kemiskinan)
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro (Hutang Luar Negeri)
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro (Pengangguran)
Artikel Terkait : Permasahan Ekonomi Makro
Artikel Terkait : Ketenagakerjaan
Di
zaman ini, di era globalisasi, ada dua akar penyebab kemiskinan yang teraktual
saat ini. Yang pertama dari Dimensi Politik. Dalam dimensi politik ini,
kemiskinan disebabkan oleh karena tidak adanya akses dan muncul dalam bentuk
tidak adanya wadah yang menampung aspirasi dan kebutuhan masyarakat miskin.
Ditambah lagi dengan faktor internal dari budaya korupsi yang sudah merajalela
hingga ke kalangan para pemimpin negara yang mengakibatkan terhentinya
program-program yang seharusnya berjalan untuk rakyat khususnya rakyat miskin
dikarenakan anggarannya masuk ke kantong mereka. Penyebab yang kedua adalah
dari Dimensi Ekonomi dan aset yang cenderung muncul akibat rendahnya
penghasilan dan kepemilikan modal untuk mengembangkan diri. Akibatnya
masyarakat dengan penghasilan standar dengan kebutuhan banyak akan terdegradasi
kedalam golongan masyarakat miskin. Percaya atau tidak, ini sering terjadi pada
lapisan pegawai negeri di Indonesia. Ironisnya, mayoritas pemerintah
hanya menggaji besar pegawainya yang hanya duduk di pemerintahan tanpa memperhatikan
penghasilan pegawai negeri biasa. Di kursi pemerintahan sendiri, mereka hanya
mementingkan kepentingan komunitasnya, sehingga muncul ungkapan “yang kaya
semakin kaya, yang miskin semakin miskin.” Sebenarnya penyebab ini adalah
pengembangan dari penyebab klasik kemiskinan yaitu sulitnya mendapatkan modal,
akan tetapi jika disadari lebih lanjut kita akan menemukan solusi yang lebih
baik dalam penyebab teraktual ini.
Bukan
hanya dari penyebabnya, kita, khususnya pemerintah juga terlalu sempit dalam
mengatasi kemiskinan. Pemerintah umumnya hanya memberi solusi non-pemberdayaan
seperti menggratiskan pendidikan hingga jenjang tertentu, meringankan biaya
rumah sakit, hingga memberi bantuan langsung secara tunai. Pemerintah tidak
sadar apabila hanya mengandalkan cara seperti itu hanya akan membiasakan
masyarakatnya untuk hidup bergantung kepada pemerintah, sedangkan sub
permasalahan yang sulit diatasi dalam kemiskinan adalah ketergantungan. Maka
pemerintah yang hanya mengandalkan cara ini dapat dikatakan “memelihara rakyat
miskin” bukan mengatasi.
Oleh
karena itu, ada dua solusi teraktual juga yang akan menjawab dua akar penyebab
teraktual diatas. Solusi yang pertama adalah pemerintah perlu membuat wadah
yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Wadah yang dimaksud bukanlah lapangan
kerja yang dibuat atas kemauan pemerintah, akan tetapi pemerintah dituntut
untuk mensosialisasikan wadahnya sesuai kapasitas sumber daya manusia terkait.
Jadi, masyarakat dapat mengekspresikan kemampuan mereka dengan bebas dan dengan
dana yang telah disiapkan. Tentunya dengan pengawasan pemerintah. Dengan
begitu, masyarakat akan maju karena sesuai dengan bidang keahlian mereka. Lain
halnya jika pemerintah menyediakan lapangan kerja sesuai dengan maksud
tersendiri, tentunya hasilnya pun kurang optimal. Solusi yang kedua adalah
pemerintah setidaknya merevisi anggaran baru untuk mengurangi gaji pegawainya
yang duduk di pemerintahan, serta menaikan gaji pegawai negeri biasa. Tentunya
dengan pertimbangan para wakil rakyat. Sesungguhnya dapat dipastikan
orang-orang yang duduk di pemerintahan adalah orang kaya sedangkan pegawai
negeri biasa tidak.
No comments:
Post a Comment