Showing posts with label Makalah. Show all posts
Showing posts with label Makalah. Show all posts

KLIPING KERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS DAN ANTAR GOLONGAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA



KLIPING
KERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS DAN ANTAR GOLONGAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

Sobat semua, terutama teman-teman SMP kali ini kami akan membagikan  contoh Kliping tentang KEBERAGAMAN DALAM SUKU, AGAMA, RAS, DAN ANTAR GOLONGAN DALAM BINGKAI “BHINNEKA TUNGGAL IKA”.

Nah, Sebagai warga Negara Indonesia tentunya kita sudah tau bahwa semboyan Negara Indonesia yaitu “BHINNEKA TUNGGAL IKA” yang mengandung arti berbeda-beda tapi tetap satu tujuan. Artinya bahwa di negara Indonesia ini kaya akan keberagaman baik itu suku, agama, ras, budaya, kesenian, rumah, tarian, juga perbedaan antar golongan. Namun semua itu masih tetap dalam satu tujuan… oleh karena itu disini kami akan membagikan contoh Kliping tentang KERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS DAN ANTAR GOLONGAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa daerah, dan masih banyak lainnya. Meskipun penuh dengan keragaman budaya, Indonesia tetap satu sesuai dengan semboyan nya, Bhineka Tunggal Ika yang artinya "meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Keragaman budaya turut serta didukung oleh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah wilayah-wilayahnya oleh lautan. 
Keragaman merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat. Perbedaan seperti itu ada pada suku bangsa, agama, ras, serta budaya. Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa indonesia. Pemerintah harus bisa mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju indonesia yang lebih baik.


Suku Bangsa Jawa.
a.    Nama Bahasa Daerah : Bahasa Jawa
b.    Nama Rumah Adat : Joglo.


c.    Nama Tarian Daerah : Bedhaya Semang, Bedhaya Ketawang, Golek Ayun-ayun, Beksan Srikandi Suradewati, dsb.


d.    Nama Pakaian Daerah :Kebaya, Beskap, Sorjan.



Suku Bangsa Sunda
a.         Nama Bahasa Daerah : Sunda
b.         Nama Rumah Adat : Imah Badak Heuay, Imah Togog Anjing, Imah Julang Ngapak, Imah Jolopong, Imah Parahu Kumureb, Capit Gunting.


c.         Nama Tarian Daerah : Tari Merak, wayang, ketuk tilu, jaipong, keurseus, dsb

d.         Nama Pakaian Daerah : komprang, sinjang bundel, Baju pangsi dan kebaya sunda, baju bedahan, jas beludru sulam benang emas, beskap, jas takwa.


Suku Bangsa Madura
a.         Nama Bahasa Daerah : Bahasa Madura.
b.         Nama Rumah Adat : Tanean Lanjhang


c.         Nama Tarian Daerah : Tari Rampak Jidor (Sholawat Badar), Topeng Gethak, Rondhing.



d.         Nama Pakaian Daerah : Pesa’an.




Suku Bangsa Batak.
a.         Nama Bahasa Daerah : Angkola, Mandailing, Pakpak, Simalungun, Toba, Karo
b.         Nama Rumah Adat : Rumah Bolon.


c.         Nama Tarian Daerah : Tor-Tor Sawan Panguras, Tor-Tor Somba, Tor-Tor Tunggal Panaluan, Tor-Tor Sipitu Cawan.


d.         Nama Pakaian Daerah : Pakaian Ulos


Suku Bangsa Melayu
a.         Nama Bahasa Daerah : Bahasa Melayu
b.         Nama Rumah Adat : Selaso Jatuh Kembar


c.         Nama Tarian Daerah : Tari Joged Lambak, Pedang Jenawi, Tari Pembubung, Tari Sinar, Tari Lenggang Melayu, Tari Zapin Sekampung, Tari Zapin, Tari Zapin Kampung Melayu Pekan Baru,


d.         Nama Pakaian Daerah : Baju melayu dan baju kurung



Islam
- Kitab suci : Al Qur'an


- Tempat ibadah : Masjid


- Hari besar : idul fitri , idul adha


- Upacara keagamaan : Jum’atan, Puasa Ramadhan, Maulid Nabi Muhammad Shallahu Alaihi wa Sallam



Kristen Protestan 
- Kitab suci : Injil


- Tempat ibadah : Gereja Kristen


- Hari besar : Natal



- Upacara keagamaan : Upacara Kedatangan 3 Raja



Kristen Katolik

- Kitab suci : Injil

- Tempat ibadah : Gereja Katolik


- Hari besar : Paskah 


- Upacara keagamaan : Kenaikan Isa Al-Masih



Hindu

- Kitab Suci : Weda


- Tempat ibadah : Pura


- Hari besar : Nyepi


- Upacara keagamaan : Ngaben



Budha 
- Kitab suci : Tripitaka


- Tempat ibadah : Wihara


- Hari besar : Katina


- Nama Upacara Keagamaan : Waisak




Khonghucu
- Kitab Suci : Wu Jing , Si Shu , dan Xiao Jing


- Tempat ibadah : Klenteng


- Nama Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh.


- Nama Upacara Keagamaan : Cap Go meh, Cheng Beng, Membagikan Angpau.



Ras di Indonesia

1. Suku Bangsa / Ras Papua Melanesia.


Bangsa yang mempunyai ciri kulit hitam, rambut keriting, badan kekar, hidung mancung, dan bibir tebal ini banyak terdapat di Pulau Papua dan Kepulauan Aru yang terkenal dengan sebutan suku Tapiro. Suku Tapiro ini mempunyai ciri-ciri yang sama dengan suku Aeta di Filipina dan suku Semang di Malaysia.
Ras Papua Melanesia merupakan suku bangsa asli yang mendiami Indonesia sebelum datangnya nenek moyang bangsa Indonesia.

2. Suku Bangsa / Ras Veddoid
  

Telah disebutkan sebelumnya bahwa ras Veddoid merupakan ras khusus yang mempunyai ciri sendiri. Orang-orang Veddoid mempunyai ciri, antara lain perawakan kecil, rambut berombak, dan kulit sawo matang. Mereka berasal dari Sri Langka.
Suku bangsa di Indonesia yang termasuk ras Veddoid, yaitu Suku Toala di Semenanjung Barat Daya Sulawesi, Suku Tomuna di Pulau Muna, Suku Gayo di sekitar Danau Toba, Suku Kubu di Jambi, Suku Sakai di Siak, dan Suku Tomuna di Kepulauan Mentawai. Suku-suku tersebut mempunyai persamaan ciri dengan Suku Senai di Malaysia.

3. Suku Bangsa / Ras melayu Tua / Proto Melayu
  

Bangsa Proto Melayu adalah ras yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Meraka berasal dari Daratan Asia atau tepatnya Yunan di Asia Utara dan datang ke Indonesia dalam berbagai gelombang. Bangsa ini adalah bagian dari gelombang pertama yang datang sekitar tahun 200 SM dan bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Indonesia melalui Vietnam (Indo China). Dalam perjalanannya menuju Indonesia, ada beberapa dari mereka yang tinggal di wilayah-wilayah mereka lewati.
Sehingga ras ini ada di beberapa negara selain Indonesia. Mereka tersebar di Semananjung Melayu, Filiphina, Kepaulauan Pasifik sampai Madagaskar. Mereka yang datang merupakan ras Melayu Mongoloid, yang mempunyai ciri-ciri : rambut ikal atau lurus, muka bulat, kulit sawo matang, badan tinggi ramping, hidung sedang / lebar, kebudayaan masih asli, menganut paham animisme dan dinamisme, dan membawa kebudayaan zaman batu muda (neolithikum). Suku bangsa di Indonesia yang termasuk golongan ini adalah Suku Batak di Sumatera Utara, Suku Toraja di Sulawesi Selatan, Suku Sasak di Lombok, Suku Nias di Kepulauaun Nias, Suku Kubu di Sumatera Selatan, dan Suku Dayak di Kalimantan Tengah .


4. Suku Bangsa/ Ras Melayu Muda/ Deutro Melayu


Deutro Melayu sebenarnya juga merupakan golongan Melayu Mongoloid dengan ciri-ciri fisik yang sama. Mereka juga datang dari Yunan (Asia Utara) pada sekitar tahun 500 SM dan dianggap sebagai gelombang kedua datangnya nenek moyang di Indonesia.
Selain ciri-ciri fisik yang sama, Ras melayu Muda mempunyai ciri-ciri antara lain : membawa kebudayaan zaman perunggu dan sudah tidak menganut paham animisme dan dinamisme. Di Indoensia mereka dipengaruhi oleh bebagai agama yang ada, seperti agama Hindu dan Budha dari penduduk Indonesia umumnya pada saat itu, agama Kristen dari bangsa Eropa, dan agama Islam dari orang-orang Aceh.
Suku bangsa di Indoensia yang masih ada dan termasuk ras Melayu Muda antara lain Suku Jawa, Suku Abli, Suku Madura di Jawa Timur, Suku Banjar di Kalimantan Selatan, Suku Aceh, Suku Minagkabau di Sumatera Barat, dan Suku Bugis di Sulawesi Selatan.

5. Ras-Ras Lain
  


Selain keempat ras yang mendominasi wilayah Indonesia, ada beberapa kelompok bangsa atau ras tertentu yang ikut tinggal di beberapa wilayah Indonesia. Di antara ras-ras tersebut adalah orang-orang Cina, Jepang, Korea, orang-orang Arab, Pakistan, dan India. Orang-orang Cina, Jepang, dan Korea merupakan kelompok ras Mongoloid Induk atau Asiatic Mongoloid. Sedangkan orang-orang Arab, Pakistan dan India merupakan kelompok ras Kaukasoid.
Semua ras di Indonesia tersebut menjadikan Indonesia menjadi masyarakat majemuk yang mempunyai beraneka ragam budaya, suku bangsa, dan agama. Hal ini dapat terjadi karena percampuran/ pergaulan antar kelompok. Keanekaragaman ini dapat menjadi salah satu faktor pendorong yah dari ras itu sendiri. Diharapkan dengan berbagai suku, ras, dan agama yang terbentuk dari perpaduan yang ada menjadikan Indonesia lebih kuat dan lebih besar. 

Demikian Contoh KLIPING  KERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS DAN ANTAR GOLONGAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Semoga yang kami bagikan ini bermanfaat.




Makalah Tentang Masalah Kependudukan Yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup



Contoh Makalah Tentang Masalah Kependudukan Yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Masalah Kependudukan Yang Berkaitan Dengan Lingkungan Hidup”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk menuju kesempurnaan makalah ini.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Amin.


Jember, 31 Oktober 2016
Penulis

  
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak penduduk, Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan pertama negara di kawasan Asia Tenggara. Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-3 di antara Negara-negara yang sedang berkembang (215,27 ju ta jiwa), setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa). Dan juga mendapat urutan ke-5 sesudah RRC, India, USSR, dan USA, sangat merasakan dampaknya. Banyaknya jumlah penduduk berdampak positif dan negative. Dampak positifnya adalah semakin banyaknya sumber daya manusia yang dapat mengabdikan diri untuk memajukan Negara, tetapi dampak negatifnya adalah dapat memunculkan masalah-masalah  kependudukan akibat kurangnya sarana untuk mengimbangi jumlah penduduk dan penyebarannya yang tidak merata. Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan yang cukup serius dan harus segera diatasi agar tidak terjadi ledakan penduduk. Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan distribusi yang tidak merata.
Masalah-masalah kependudukan dapat berdampak pada alam sekitar. Misalnya, kepadatan penduduk dapat menyebabkan krisis air bersih. Air bersih yang digunakan sehari-hari sebagian besar berasal dari air tanah, air permukaan, dan air atmosfer. Jumlah air di bumi ini tetap, sedangkan jumlah penduduk makin bertambah dari tahun ke tahun. Meskipun 2/3 dari luas bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu, persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dsb. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan. Hal ini mengakibatkan kurangnya kesediaan air bersih.
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa di apa-apakan lagi. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari.
Masalah lingkungan hidup akhir-akhir ini telah dijadikan isu global terutama dua dekade terakhir. Sehingga, baik pemerintah maupun masyarakat di  Negara-negara maju telah memberikan perhatian yang serius pada masalah tersebut. dunia semakin menyadari bahwa eksploitasi sumber daya alam (natural resources) yang hanya berorientasi ekonomi tidak hanya membawa efek positif tetapi juga membawa efek negative.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa sajakah masalah kependudukan?
2.      Bagaimana keterkaitan antara masalah-masalah kependudukan dengan lingkungan hidup?
3.      Bagaimana cara menanggulangi masalah-masalah kependudukan dengan lingkungan hidup?

C.     Tujuan
tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1.      Mengidentifikasi masalah-masalah kependudukan.
2.      Mengetahui keterkaitan antara masalah-masalah kependudukan dengan lingkungan hidup.
3.      Mengetahui penanggulangan  masalah-masalah kependudukan dengan llingkungan hidup.




BAB II
PEMBAHASAN 
A.      Masalah – Masalah Kependudukan
Beberapa permasalahan kependudukan, khususnya di Indonesia:
1.      Demografis
a.       Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.
Dari data yang saya ambil dari Kabupaten Kepulaun Selayar akan mewakili jumlah penduduk Indonesia, di bawah ini dapat dilihat bagaimana jumlah penduduk di Kepualuan Kepulauan Selayar dari tahun ke tahun semakin bertambah. Hal ini tentunya memberikan berbagai dampak baik postif dan negatif. Sebelum membahas tentang masalah kependudukan, ada baiknya kita mengetahui dampak positifnya lebih dahulu antara lain sebagai penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam, mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain, dsb.
Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang besar menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting terkait dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya. Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama demi keseimbangan alam.
Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.
b.      Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di Indonesia. Dari situlah muncul program KB dan kini ditangani oleh BKKBN.
Jika melihat grafik di atas, dari tahun ke tahun tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia semakin menurun. Pertambahan yang terjadi tidak terlalu tinggi daripada tahun sebelumnya. Namun, alangkah lebih baik apabila persentase pertumbuhannya semakin menurun hingga mencapai angka dibawah 1%. Dalam penggelompokkan negara-negara, negara-negara maju selalu memiliki angka pertumbuhan penduduk di bawah 1% atau bahkan 0%. Melihat dari jumlah penduduk Indonesia yang tinggi, penekanan agar laju pertumbuhan penduduk dapat menurun merupakan langkah yang baik guna menjaga kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Apabila tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak negatif bagi kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan pemerintah harus didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia perkawinan, dll sehingga penurunan laju pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.
c.       Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.
2.      Non Demografis Bersifat Kualitatif
a.       Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus digalakkan. Namun, kembali lagi permasala itu tetap muncul dan menjadi PR bagi penentu kebijakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana gambaran tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi. Besarnya kematian yeng terjadi menujukkan bagaimana kondisi lingkungan dan juga kesehatan pada masyarakat.
Dari data di atas dapat dilihat bagaimana penurunan yang terjadi pada angka kematian bayi di Indonesia yang dihitung berdasar jumlah kematian di setiap 1000 kelahiran per tahun. Penurunan ini menujukkan usaha untuk perbaikan dalam bidang kesehatan terus saja diupayakan guna meningkatkan kualitas hidup manusia Indonsia. Berbagai layanan kesehata yang dibuka seperti imunisasi dan juga posyandu tentunya menjadi harapan guna memperbaiki kondisi kesehatan yang ada saat ini.
b.      Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikan bangsa Indonesia masih pada angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia.
Akan tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi.
Namun kembali pada kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi namun tetap saja menjadi penggangguran. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain. Seperti yang telihat pada grafik di bawah ini, pengangguran yang di maksud di sini merupakan pengangguran yang terjadi karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa tingkat pengangguran tertinggi berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan bahwa pendidikan setara SMA belum cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Lulusan ini masih menjadi pertanda bahwa tingkatan produktivitas tidak bertambah jika pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya peningkatan pendidikan serta pendidikan non formal tentunya akan membantu agar pengangguran tidak menumpuk pada lulusan SMA.
Jika diamati, kondisi ini sangat memprihatinkan. Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.
c.       Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau Indonesia bukan termasuk negara miskin menurut PBB namun dalam kenyataannya lebih dari 30 juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih disayangkan lagi, Indonesia merupkan negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tapi sungguh memprihatinkan ketika meihat bagaimana kemiskinan menjadi bagian permasalahan di negeri yang kaya ini.
Secara garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat signifikan. Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati penurunan ini. namun, angka 30 juta masih menjadi permasalahan sendiri mengingat adanya berbagai tujuan global yang akan di capai tahun 2015.

B.     Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Kepadatan Penduduk Dengan Lingkungan Hidup

Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. 

Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. Sedangkan, komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yaitu mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.
Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor, baik faktor alami dari lingkungan itu sendiri ataupun akibat dari tingkah laku manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut.
Masalah kependudukan yang sangat mempengaruhi lingkungan adalah kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kuallitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan.
Tumbuhnya kawasan industri dan semakin padatnya pemukiman penduduk didaerah perkotaan menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang nyata. Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan dengan kehidupan-kehidupan penduduk berikut ini:

a.      Ketersediaan Udara Bersih
         Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen diperlukan. Namun kebersihan udara tidak semata-mata ditentukan oleh kadar oksigen saja. Gas-gas lain yang ada di udara seperti karbon dioksida, oksigen nitrogen dan oksigen belerang juga mempengaruhi kualitas udara. Apabila kandungan gas-gas ini meningkat, maka dapat dikatakan bahwa udara telah tercemar.
         Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industry yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industry juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Tak heran jika udara pada lingkungan tersebut pasti tercemar.
         Oleh karena itu, marilah menanam pohon sebanyak-banyaknya. Selain sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.

b.      Ketersediaan Pangan
         Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan kekurangan pangan.
         Di kota-kota besar, lahan pertanian boleh dikatakan hampir tidak ada lagi. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan. Padahal pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan.

c.  Ketersediaan Lahan
         Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industry, tempat pertanian, dsb. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering kali dilakukan pembukaan hutan. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi, peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.

d.      Ketersediaan Air Bersih
         Air bersih yang digunakan sehari-hari sebagian besar berasal dari air tanah, air permukaan, dan air atmosfer. Jumlah air di bumi ini tetap, sedangkan jumlah penduduk makin bertambah dari tahun ke tahun. Meskipun 2/3 dari luas bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu, persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industry, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan
e.       Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan dibedakan menjadi:
·         Pencemaran tanah
            Pencemaran tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah plastik, kaleng-kaleng, rongsokan kendaraan yang sudah tua. Plastik tidak dapat hancur oleh proses pelapukan dan besi-besi tua menimbulkan karat, sehingga tanah tidak bisa ditumbuhi tumbuh-tumbuhan.
            Pemakaian pupuk yang terlalu banyak, tidak menurut aturan yang telah ditentukan, menyebabkan pula polusi tanah. Tanah pertanian menjadi kering dan keras, karena jumlah garam yang sangat besar akan menyerap air tanah.
            Guna mencegah atau mengurangi polusi tanah, maka pemakaian pupuk di daerah pertanian hendaklah menurut aturan yang sudah ditentukan. Sampah-sampah harus dibuang di tempat sampah atau dibuang di tempat pembuangan, tempat sampah perlu diatur dan disediakan secukupnya.
·         Pencemaran udara
            Pencemaran udara disebabkan oleh asap yang keluar dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Makin besar jumlah penduduk, makin berkembanglah ilmu pengetahuan, sehingga banyak didirikan pabrik-pabrik dan diproduksi mesin-mesin serta kendaraan bermotor untuk mencukupi kebutuhan hidup penduduk.
            Polusi udara mengganggu pernafasan dan dapat menimbulkan penyakit pada alat-alat pernafasan, asma, bronchitis, dan sebagainya. Hal itu disebabkan banyak gas-gas yang membahayakan kesehatan seperti gas karbin monoksida dan partikel-partikel halus dan timah hitam.
            Polusi udara juga sangat membahayakan lalu lintas baik di darat, laut maupun udara. Untuk menjaga terjadinya polusi udara, alangkah baiknya jika dapat diusahakan alat-alat untuk mencegah atau mengurangi keluarnya asap-asap dari pabrik atau kendaraan bermotor.
·         Pencemaran air
            Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa manusia amat membutuhkan air, meskipun permukaan bumi ini penuh dengan air, namun sering menjadi masalah dalam memperoleh air bersih. Hal ini telah dirasakan setelah meledaknya jumlah penduduk yang mendiami bumi.
            Air bukan saja dibutuhkan oleh manusia, melainkan juga oleh semua makhluk hidup. Karena itu perlu kesadaran manusia untuk memelihara air jangan sampai kotor, lebih-lebih jika dapat mengganggu kesehatan.
            Polusi air dapat terjadi karena penggunaan zat-zat kimia yang berlebih-lebihan, seperti penggunaan DDT, endrin yang melebihi dosis yang telah ditentukan.
            Pencemaran air dapat juga disebabkan oleh air yang mengandung sampai kimia dari pabrik-pabrik, sebagai bahan pencuci yang dibuang ke sungai-sungai.
            Untuk mencegah polusi air, maka penggunaan obat-obatan dan bahan kimia hendaklah menurut aturan atau petunjuk-petunjuk yang telah ditentukan. Juga pembuangan sampah dari pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, kapal terbang dan sebagainya.
            Suara yang terlalu bising mengganggu ketenangan, dapat menimbulkan gangguan jasmaniah dan rohaniah, misalnya gangguan jantung, kelenjar-kelenjar pernapasan, gangguan syaraf, perasaan gelisah dan sebagainya.
            Untuk mencegah polusi suara, hendaknya kita menyadari bersama, agar dalam memakai kendaraan mengurangi suaranya. Dalam hal ini juga Pemerintah telah mengatur bagi orang yang mendirikan industri agar meminta izin. Ini dimaksudkan supaya penetapan industri itu dapat diatur begitu rupa, sehingga tidak menimbulkan polusi suara pada penduduk sekitarnya.



C.    Penanggulangan  Masalah-Masalah Kependudukan Yang Berkaitan Dengan Lingkungan Hidup
                   Lingkungan berarti keadaan atau kondisi yang mengelilingi kita. Bumi, rumah kita, memberikan semua hal penting yang dibutuhkan untuk hidup kita. Untuk kelangsungan hidup kita di lingkungan, kita harus melestarikan biosfer yang sehat dengan semua sistem ekologi, semua tumbuhan dan hewan, tanah yang subur, air murni, dan udara bersih.
Sekarang, keindahan alam bumi ini menghilang, sebagian orang di seluruh dunia menghancurkan keindahan oleh eksploitasi sumber daya alam secara maksimum/berlebihan. Tingkat kerusakan lingkungan hidup saat ini sudah sangat tinggi sehingga perlu adanya solusi dari masalah lingkungan ini.
Berbagai masalah lingkungan sekarang mempengaruhi bumi kita. Sebagai akibat dari era globalisasi yang terus-menerus mengeksploitasi proses alami dari bumi mengubah masalah lokal menjadi isu-isu global, beberapa masalah yang sekarang mempengaruhi dunia adalah hujan asam, polusi udara, pemanasan global, limbah berbahaya, penipisan ozon, asap, polusi air, dan lain sebagainya serta overpopulasi Smog dan racun mengapung di udara, yang disebabkan oleh pemborosan asap kotor dari perusahaan industri dan juga dari pembakaran bahan bakar yang dikeluarkan oleh kendaraan.
Penyalahgunaan sumber daya energi akibat masalah kependudukan ini sebagai salah satu masalah lingkungan yang terjadi dari banyaknya masalah yang lain. Dalam hal ini akan berdampak menjadi masalah serius jika orang-orang pada jaman sekarang tidak bisa menyadari akan pentingnya daur ulang energi dan konservasi lingkungan.
Untuk pertama yang mungkin dapat dilakukan adalah mendaur ulang produk-produk yang sudah tidak terpakai, baik organik maupun non-organik sehingga ketegangan lingkungan sebagai akibat dari kerusakan lingkungan dapat kita kurangi dengan hal ini. Contohnya seperti menggunakan barang-barang yang tidak terpakai lalu didaur ulang menjadi kompos limbah tanaman sehingga dapat meminimalkan limbah yang terbuang di lingkungan. Dari limbah tersebut kita juga dapat menciptakan pupuk organik yang sehat.
Deforestasi atau penggundulan hutan untuk kehidupan manusia akan dapat berkurang dengan kita memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk mendaur ulang bahan yang digunakan, sehingga tak hanya dampak pencemaran lingkungan saja yang akan berkurang namun pohon juga dapat kita selamatkan.
Dalam memenuhi kebutuhan saat ini, kita tidak harus berlebihan dalam penggunaan sumber daya alam yang ada, karena dengan begitu generasi manusia yang akan datang tidak harus mengorbankan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan mereka merupakan keberlanjutan pelestarian lingkungan yang harus diwujudkan.
Bukan berarti pengelolaan dominasi dan eksploitasi atau dalam menggunakan sumber daya alam harus selalu berlebihan dan tanpa memperhatikan kapasitas bumi dalam memproduksi dan merehabilitasinya dari kekuasaan kita atas alam dan makhluk hidup lainnya sehingga dapat menghindarkan kita dari masalah-masalah kependudukan yang terus-menerus meningkat.
Oleh karena itu, kita harus menjaga kepadatan penduduk untuk mengurangi masalah kependudukan dan memfasilitasi sumber daya terbarukan agar dapat lebih diperbaharui sebagai efek kelestarian lingkungan yang dapat menjaga daya dukung lingkungan.


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan tersebut ialah : Masalah kependudukan khususnya yang berada di Indonesia ialah Masalah akibat angka kelahiran, Masalah akibat angka kematian, Masalah Jumlah Penduduk, Masalah mobilitas Penduduk, Masalah Kepadatan Penduduk.
Masalah kependudukan yang berkibat buruk untuk lingkungan ialah kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk mengakibatkan polusi lingkungan, kurangnya penyediaan air bersih, kurangnya lahan, dan kurangnya kesediaan pangan.
Cara menanggulanginya adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, dan peningkatan program pemerintah.
B.       Saran
Sebagai siswa dan juga sebagai generasi penerus bangsa kira harus merenungkan tentang permasalahan ini agar kita nanti dapat bertidak bijak atas keberadaan di lingkungan kita. Dan semoga makalah ini dapat menyadarkan kita atas kebersihan lingkunan.
 



DAFTAR PUSTAKA

http://marskrip.blogspot.com/2009/12/kependudukan-dan-lingkungan-hidup.html
http://ilmubudayadasar-wanda.blogspot.com/2011/12/pendidikan-kependudukan-dan-lingkungan.html
http://attaqinaufalahmad.blogspot.com/2012/04/masalah-kepadatan-penduduk-di-indonesia.html
http://okghiqowiy.blogspot.com/2013/01/dampak-negatif-masalah-kependudukan.html
http://hamimincore.blogdetik.com/2013/05/25/masalah-kependudukan-di-indonesia/www.bps.go.id/
https://masipunk1.blogspot.co.id/2016/10/makalah-pengaruh-sampah-terhadap.html



P3K Tahap 3

https://youtu.be/dmcjx-zTSCQ