Makalah Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikutural



Makalah Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikutural
Contoh Makalah Keanekaragaman
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhmdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Adapun makalah ini kami beri judul “Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural” dengan maksud dan tujuan bahwa tersebut dapat memenuhi tugas mata pelajaran Imu Pengetahuan Sosial, serta dapat menjadi acuan pembelajaran, analisis wawasan, dan tolak ukur dalam perkembangan akademik kami untuk penilaian dari segi selanjutnya.
Atas dasar bimbingannya, kami berterima kasih kepada bapak dan ibu guru yang telah sudi membimbing kami. Atas perhatian, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

                                                                                    Puger, 12 Oktober 2016
                                                                                    Penyusun,



DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ..........................................................................................................    i
KATA PENGANTAR  ........................................................................................................    ii
DAFTAR ISI  .......................................................................................................................    iii
BAB I  PENDAHULUAN ..................................................................................................    1
A.    Latar belakang  .........................................................................................................    1
B.     Maksud dan Tujuan  .................................................................................................    2
C.     Rumusan Masalah  ....................................................................................................    2
BAB II  PEMBAHASAN ...................................................................................................    3
2.1.       Pengertian Kelompok Sosial Dan Masyarakat Multikultural ......................................    3
2.2.       Masyarakat Multikultural Di Indonesia ......................................................................    5
1. Faktor penyebab timbulnya masyarakat multikultural di Indonesia .......................    5
2. Karakteristik masyarakat multikultural di Indonesia ..............................................    6
2.3.       Keanekaragaman Kelompok Sosial .............................................................................    10
2.4.       Unsur-unsur kebudayaan .............................................................................................    12
2.5.       Fungsi, Hakekat dan Sifat Kebudayaan Fungsi Kebudayaan. ...................................    13
2.6.       Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan kebudayaan factor faktor pendorong proses kebudayaan daerah ..........................................................................................................................    13
2.7.       Faktor-faktor penghambat proses perubahan kebudayaan ..........................................    14
2.8.       Struktur sosial yang ada dalam masyarakat multicultural ...........................................    14
BAB III  PENUTUP ............................................................................................................    15
A.    Kesimpulan  ..............................................................................................................    15
B.     Saran  ........................................................................................................................    15
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................    16



BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Manusia dikenal sebagai makhluk sosial yang pada prinsipnya hidup berkelompok baik di lingkungan maupun di masyarakat. Keberadaan ini merupakan proses untuk berinteraksi atau berhubungan dengan yang lain. Dalam ilmu sosiologi kelompok sosial sering juga disebut dengan kerumunan yang dapat diartikan sebagai individu-individu yang berada pada tempat yang sama. Akan tetapi tetaplah ada perbedaan antara kerumununa dengan kelompok sosial.
Ada satu kenyataan yang tidak bisa di pungkiri. Kita semua di lahirkan dalam sebuah kelompok sosial tertentu. Setiap individu pasti terlahir dalam sebuah keluarga. Keluaga sendiri termasuk satu contoh kelmpok sosial. Sementara itu keluarga kita mungkin juga menjadi anggota dari suatu kelompok tertentu. Demikianlah dalam sebuah masyarakat terdapat banyak sekali kelompok sosial dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Kamu sudah memahami dengan baik, bahwa individu tidak bisa hidup dan berkembang secara manusiawi tanpa kelompok sosial. Itulah inti dari hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Kita belajar berbicara, belajar, tersenyum dan tertawa karena ada kelompok sosial. Kita belajar berperilaku dalam cara tertentu karena ada kelompok sosial. Kelompok sosial yang memberi identitas sosial kepada kita. Kelompok sosial juga mensosialisasikan nilai dan norma sosial kepada kita. Kita sealalu belajar mengidentifikasi diri dan menyesuaikan diridengan nilai dan norma kelompok. Kita bahkan berkembang selalu dalam konteks dinamika atau perubahan kelompok sosial tempat kita menjadi salah satu anggotanya.
Banyak sekali kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. Kelompok-kelompok sosial yang beraneka ragam tersebut membentuk sebuah masyarakat yang multikultur. Proses mobilitas sosial (geografis) yang tinggi sebagaimana terjadi dewasa ini menyebabkan terbentuknya masyarakat sebagai sebuah kenyataan sosial yang multietnik, multikultur, multireligi, dan sebagainya. Intinya kita sekarang hidup dalam sebuah masyarakat yang sangat plural. Pluralitas msyarakat menjadi kenyataan sosial sosail yang sulit di pungkiri dan di tolak. Karena itu impian menciptakan sebuah msyarakat yang homogen selalu akan menjadi ilusi yang ketinggalan zaman.
Konflik dan pertentangan antara kelompok sosial sebuah masyarakat sangat mungkin terjadi . oleh karena itu, mewujudakn keterbukaan, saling menghargai, dan kerjasama akan menjadi sebuah cita-cita kolektif yang akan kita wujudakan bersama. Tugas kita sebagai siswa sekarang ini adalah mengenal dengan baik berbagai kelompok sosial yang ada di sekitar kita. Dengan mengenal, kita bisa memiliki sikap keterbukaan dan klesediaan untuk bekerja sama dan hidup dengan kelompok sosial mana saja.


1.2.      Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Yang juga sekaligus sebagai bahan diskusi bersama dalam proses pembelajaran. Adapun judul yang diangkat dalam makalah ini yaitu “Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural”.

1.3.      Rumusan Masalah
Dari tinjauan  latar  belakang yang telah  dipaparkan di atas, maka  pemakalah merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
a.       Apa Pengertian Kelompok Sosial dan Masyarakat Multikultural ?
b.      Apa saja bentuk-bentuk keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multicultural?


BAB  II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Kelompok Sosial Dan Masyarakat Multikultural
1.      Kelompok Sosial
a.      Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain, memiliki harapan dan tujuan yang sama, serta mempunyai kesadaran diri sebagai anggota kelompok yang diakui pihak luar.
b.      Definisi Kelompok Sosial Menurut Para Ahli
Menurut Joseph S.Roucek & Roland S. Warren bahwa Kelompok sosial adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia yang diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya/orang lain secara keseluruhan. Sedangkan menurut Goodman yaitu Kelompok sosial adalah dua orang atau lebih yang memiliki kesamaan identitas dan berinteraksi satu sama lain secara terstruktur untuk mencapai tujuan bersama.
2.      Masyarakat Multikultural
a.      Pengertian Masyarakat Multikultural
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua kelompok masyarakat atau lebih yang memiliki perbedaan karakteristik dan kebudayaan yang beragam.
Naluri manusia adalah ingin hidup dengan dengan orang lain,oleh karena itu secara otomatis akan lahir masyarakat yang berarti kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu, yang bersifat kontinue atau terikat oleh identitas bersama.
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki berbagai kultur dan terbentuknya masyarakat tersebut karena adanya proses sosial dan perubahan-perubahan sosial.Masyarakat multikultural secara sederhana adalah masyarakat yang memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda.
b.      Faktor penyebab munculnya masyarakat multikultural
1)      Latar belakang historis.
2)      Kondisi geografis.
3)      Keterbukaan terhadap budaya luar.
Dalam suatu masyarakat,kita pasti menemukan banyak kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.Perbedaan karakteristik itu berkenaan dengan tingkat diferensiasi dan stratifikasi sosialnya.Masyarakat multikultural disebut juga masyarakat majemuk.
c.       Macam-macam masyarakat multikultural
1)      Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang.
Yaitu masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komonitas atau kelompok etnis yang memiliki kekuatan kompetitif seimbang.
2)      Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan.
Yaitu masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komonitas atau kelompok etnis yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang.salah satunya yang merupakan kelompok mayoritas memiliki kekuatan yang lebih besar daripada lainnya.
3)      Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan.
Yaitu masyarakat yang diantara komunitas atau kelompok etnisnya terdapat kelompok minoritas, tetapi mempunyai kekuatan kompetitif diatas yang lain.
4)      Masyarakat majemuk dengan fragmentasi.
Yaitu masyarakat yang terdiri atas sejumlah besar komunitas atau kelompok etnis dan tidak ada satu kelompok pun mempunyai posisi politik atau ekonomi yang dominan.
3.      Hubungan Kelompok Sosial dengan Masyarakat Multikural
Dengan adanya diferensiasi dan stratifikasi sosial,maka terjadi perbedaan-perbedaan yang membentuk tingkat-tingkat sosial dalam masyarakat.Perbedaan ini mencerminkan adanya ketidaksamaan dalam masyarakat.Bentuk diferensiasi dan stratifikasi ini sangat penting bagi individu-individu dalam kelompok sosial karena memiliki pengaruh terhadap kesempatan hidup mereka.Hubungan antar kelompok sosial dengan masyarakat muktikultural adalah saling berkaitan(erat sekali), keduanya berhubungan erat dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dalam suatu masyarakat kita pasti menemukan dua atau lebih kelompok sosial yang berbeda-beda berkenaan dengan tingkat diferensiasi dan stratifikasi sosialnya.

B.       Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural Menurut Para Ahli
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang beragam serta majemuk yang mempunyai banyak kebudayaan yang muncul yang diakibatkan oleh adanya aktivitas kegiatan dan pranata khusus. Kelompok sosial yang hadir akibat makin banyak dan kompleksnya aktivitas manusia dan banyaknya lembaga atau pranata sosial yang menjadi wadah bagi segala keterbutuhan dan aktivitasnya, telah menimbulkan keragaman kelompok sosial sebagai perwujudan dari masyarakat multikultural.
Keanekaragaman adalah suatu realitas sosial yang ada dan dialami oleh setiap individu masyarakat di segala generasi dan zaman. Keanekaragaman kelompok sosial terus berkembang dan tumbuh sehingga menjadi semakin kompleks dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Tentunya perkembangan sosial ini terlepas dari adanya perbedaan agama, suku, dan ras. Keanekaragaman kelompok sosial berlatarbelakang dari faktor kegiatan / aktivitas manusia yang makin banyak dan kompleks. Selain itu pranata sosial yang makin bervariasi guna pemenuhan berbagai macam kebutuhan manusia.
Masyarakat majemuk di negara Indonesia mempunyai potensi konflik yang cukup besar. Keragaman kelompok sosial yang ada pada masyarakat yang bersifat majemuk adalah salah satu ciri dari warga masyarakat Indonesia. Banyak diantara warga negara Indonesia yang belum sadar akan keragaman serta kemajemukan yang dibalik itu semua tersimpan potensi konflik yang bisa menjadi ancaman bagi kehidupan berbangsa serta bernegara jika kita tidak memiliki kepiawaian dalam mengelolanya.
Pertemuan yang terjadi antara kelompok penduduk yang memiliki perbedaan latar belakang sosial budaya pada suatu tempat tentu akan berdampak terhadap suatu hal dalam kehidupan sosial. Gesekan-gesekan yang mungkin saja akan terjadi di antara warga masyarakat asli dan warga pendatang memiliki beberapa latar belakang diantaranya yakni sosial, budaya, dan agama yang tentu berbeda-beda. Gesekan sosial budaya itu berpotensi memunculkan konflik sosial. Apabila tidak ada upaya untuk memediasi kelompok yang bertikai atau mencarikan solusi terbaik terhadap keduanya tentu akan semakin berkembang konflik yang telah terjadi.
Gejala etnosentrisme yakni sebuah prasangka negatif serta perilaku diskriminatif antaretnik, yang memiliki hubungan terhadap adat istiadat, dapat menghambat interaksi dan juga pergaulan antaretnis. Gejala tersebut tentu tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional, namun juga dapat terjadi pada masyarakat modern yang berakibat pada semakin berkembangnya konflik dan ketegangan antara wargga masyarakat majemuk.
Koetjaraningrat mengemukakan bahwa interaksi hubungan antara etnik yang memiliki perbedaan adalah suatu kondisi / keadaan yang terdapat potensi konflik di dalamnya. Interaksi / hubungan antara warga amsyarakat yang memiliki perbedaan biasanya dilatarbelakangi oleh sikap prasangka terhadap etnik yang berlainan. Setiap etnik juga masih sangat terikat pada folkways diantara masing-masing individu masyarakat dan memiiki kecenderungan terhadap afiliasi identitas diri mereka sendiri yang berkaitan dengan etnis, agama, dan identitas lainnya.
1.    Bentuk Kelompok Sosial Menurut Emile Durkheim Dan Ferdinand Tonnies


1. KLASIFIKASI EMILE DURKHEIM
            Emile Durkheim tokoh sosiologi yang berasal dari Perancis sebagai peletak dasar sosiologi modern membagi kelompok sosial atas dua jenis berdasarkan ikatan sosial yang disebut dengan solidaritas sosial. Solidaritas sosial itu berasal dari individu yang berarti individu tersebut saling bekerja sama. Masyarakat mempunyai solidaritas sosial yaitu biasa disebut dengan ikatan kesamaan. Adapun dua solidaritas sosial yang dimaksud adalah solidaritas mekanik dan solidaritas organik.

a. Solidaritas Mekanik
v  Solidaritas mekanik adalah ciri yang menandai bagi masyarakat sederhana yang hidup terpisah dalam kelompok-kelompok kecil. Pada masyarakat ini belum ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam hal pekerjaan karena pada dasarnya setiap pekerjaan dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong. Masyarakat ini juga terikat oleh kesamaan dan kesadaran bersama yang kuat. Hubungan sosial yang terjadi di antara anggota masyarakat cenderung akrab dan didasarkan pada sistem nilai yang sama.

Contoh masyarakat dengan solidaritas ini adalah masyarakat pedesaan yang masih tradisional. Pada umumnya masyarakat tersebut mempunyai pekerjaan yang sama, yaitu sebagai petani.

v  Ciri-ciri solidaritas mekanik adalah solidaritas yang merujuk kepada ikatan sosial yang dibangun atas kesamaan, kepercayaan dan adat bersama.
Disebut dengan mekanik itu karena orang yang hidup dalam unit keluarga suku atau kota relatif dapat berdiri sendiri dan juga memenuhi semua kebutuhan hidup tanpa tergantung pada kelompok-kelompok lain.

v  Ciri-ciri masyarakat dalam solidaritas mekanik adalah:

1.      Adanya keteraturan, keteraturan dalam ikatan mekanik merupakan ikatan kesamaan yang segmentis yaitu artinya terbatas. Ikatan mekanik juga muncul kesadaran baru yaitu biasa disebut dengan konsisten yang artinya memaksa diri sendiri.
2.      Hukum represif, dalam artian tidak bisa dipaksa oleh diri yaitu sama dengan kelompok kita. Order adalah keteraturan yang berarti suatu ketaatan yang membutuhkan kesadaran moral dari setiap individu-individu. Dalam ikatan mekanik, order dan kesadaran moral ini sangat penting dan mendukung sekali.
3.      Dipaksa (penal law).

           
b. Solidaritas Organik
v  Solidaritas organik adalah bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks atau beragam yang telah mengenal pembagian kerja secara rinci. Dengan demikian muncul
keahlian tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat yang mengakibatkan setiap golongan dalam masyarakat saling tergantung satu sama lain dan tidak dapat hidup secara sendiri tanpa melakukan hubungan atau kerja sama dengan golongan lain dalam masyarakat. Namun demikian kesadaran bersama di antara mereka lemah.

Misalnya kehidupan pada masyarakat kota. Ada banyak jenis pekerjaan pada masyarakat kota, seperti karyawan swasta, pengusaha, buruh, guru, pegawai negeri, dan lain-lain, di mana mereka saling membutuhkan atau berhubungan yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan masing-masing, bukan atas ikatan moral (kebersamaan). Keadaan demikian dapat disamakan dengan bagian-bagian suatu organisme yang merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena apabila salah satu bagian rusak maka organisme tersebut akan macet.

v  Ciri-ciri solidaritas organik adalah menguraikan tatanan sosial berdasarkan perbedaan individual diantara rakyat, yang merupakan ciri dari masyarakat modern, khususnya yaitu daerah perkotaan. Bersandar pada pembagian kerja yang rumit dan didalamnya orang terspesialisasi dalam pekerjaan yang berbeda-beda. Dalam pembagian kerja yang rumit ini, Emile Durkheim melihat adanya kebebasan yang lebih besar untuk semua masyarakat.


v  Solidaritas mekanik dan solidaritas organik mempunyai berbagai macam perbedaan diantaranya yaitu:

a.      Solidaritas mekanik, relatif berdiri sendiri (tidak bergantung kepada orang lain) dalam keefisienan kerja, terjadi di masyarakat sederhana, primitif, dan tradisional, merupakan ciri dari masyarakat tradisional, kerja tidak terorganisir, beban lebih berat, individualis rendah, dan represif yaitu tidak bisa dipaksa diri.
b.      Sedangkan solidaritas organik adalah saling berkaitan dan mempengaruhi dalam keefesienan kerja, dilangsungkan oleh masyarakat yang kompleks, ciri dari masyarakat modern atau perkotaan, kerja terorganisir dengan baik, beban ringan, individualis tinggi, dan adanya pembagian kerja.

ANALISA TERHADAP ORGANISASI / KELOMPOK SOSIAL YANG ADA DI MASYARAKAT MENURUT TEORI EMILE DURKHEIM
1.      Sekolah
Termasuk ke dalam solidaritas organik. Karena sekolah merupakan suatu organisasi / instansi pemerintah yang di dalamnya terdapat pembagian kerja (tugas) masing-masing bagian yang saling berkaitan dan mempengaruhi dalam keefesienan kerja, kemudian dijalankan oleh masyarakat yang kompleks dengan sistem kerja yang terorganisir dengan baik, beban ringan, individualis tinggi.

2.      RT, RW (Masyarakat desa yang masih tradisional)
Termasuk ke dalam solidaritas mekanik. Karena masyarakat ini terikat oleh kesamaan dan kesadaran bersama yang kuat. Hubungan sosial yang terjadi di antara anggota masyarakat cenderung akrab dan didasarkan pada sistem nilai yang sama. Di dalam masyarakat desa juga terdapat rasa kekeluargaan dan sling gotong royong.

3.      IDI ( Ikatan Dokter Indonesia)
Termasuk ke dalam solidaritas organik. Karena IDI merupakan suatu organisasi yang di dalamnya terdapat pembagian kerja (tugas) masing-masing bagian yang saling berkaitan dan mempengaruhi dalam keefesienan kerja, kemudian dijalankan oleh masyarakat yang kompleks dengan sistem kerja yang terorganisir dengan baik, beban ringan, individualis tinggi.

4.      Koperasi
Termasuk ke dalam solidaritas organik. Karena koperasi merupakan suatu organisasi yang di dalamnya terdapat pembagian kerja (tugas) masing-masing bagian yang saling berkaitan dan mempengaruhi dalam keefesienan kerja, kemudian dijalankan oleh masyarakat yang kompleks dengan sistem kerja yang terorganisir dengan baik, beban ringan, individualis tinggi.
2.      KLASIFIKASI FERDINAND TONNIES

Tokoh lain yang membagi jenis kelompok sosial adalah Ferdinand Tonnies, seorang sosiolog dari Jerman. Ia membagi kelompok sosial ke dalam dua jenis kelompok, yaitu gemeinschaft dan gesellschaft.

a. Gemeinschaft (Paguyuban)

Kelompok sosial ini digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim dan pribadi, yang merupakan suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir.
Gemeinschaft dibagi atas tiga tipe, yaitu gemeinscharft by blood, gemeinschaft of place, dan gemeinschaft of mind.

1) Gemeinschaft by blood adalah paguyuban yang mengacu pada kekerabatan, atau di dasarkan pada ikatan darah atau keturunan.

2) Gemeinschaft of place adalah paguyuban yang mengacu pada kedekatan tempat, sehingga dapat saling bekerja sama dan tolong-menolong.

3) Gemeinschaft of mind adalah paguyuban yang mengacu pada hubungan persahabatan karena persamaan minat, hobi, profesi, atau keyakinan. Misalnya kelompok agama.

b. Gesellschaft (Patembayan)

Gesellschaft adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu Bentuk dalam pikiran belaka, dan strukturnya bersifat mekanis. Bentuk patembayan terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik misalnya ikatan antarpedagang, organisasi pegawai dalam suatu pabrik atau industri.

v  Perbedaan antar Gemeinschaft dengan Gesellschaft:

1.      Ciri Gemeinschaft menurut hubungan sosial yaitu ikatan keluarga, sedangkan gesselschaft yaitu pertukaran ekonomi.
2.      Ciri Gemeinschaft menurut Institusi khas yaitu keluarga, sedangkan Gesselschaft yaitu negara dan ekonomi.
3.      Ciri Gemeinschaft menurut Citra tentang individu yaitu kedirian, sedangkan Gesselschaft yaitu orang, warga.
4.      Ciri Gemeinschaft menurut bentuk kekayaan yaitu tanah, sedangkan gesselschaft yaitu uang.
5.      Ciri gemeinschaft menurut tipe hukumyaitu hukum keluarga, sedangkan gesselschaft yaitu hukum kontrak.
6.      Ciri gemeinschaft menurut institusi sosial yaitu desa, sedangkan gesselschaft yaitu kota.
7.      Ciri gemeinschaft menurut kontrol sosial yaitu adat dan agama, sedangkan gesselschaft yaitu hukum dan pendapat umum.
8.      Ciri dari Gemeinschaft yaitu berbentuk komunitas sedangkan ciri dari Gesellschaft yaitu masyarakat modern. Tentang hal ini pula secara tidak langsung bagi Tonies faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan masyarakat dimana prinsip evolusi yang ia miliki hampir sama dan senada dengan prinsip evolusi ahli lain seperti Max Weber begitu juga dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantara penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya kecenderungan berfikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandangan terhadap suatu aturan dan sistem organisasi. Sebagai contoh kasus ialah adanya suatu masyarakat bernama kampung Ambon di daerah Bekasi, dimana asalnya sebuah komunitas tersebut merupakan hanya kaum urban yang datang dari Ambon dan sekitarnya untuk mencari penghasilan dengan bekerja seadanya, namun seiring dengan perubahan masa, waktu dan zaman urbanisasi yang datang dari daerah tersebut semakin banyak dan mengikuti pendahulunya yang lain untuk menempati lokasi yang sama. Sehingga saat ini terbentuklan suatu masyarakat Ambon yang datang ke Jakarta setelah sebelumnya hanya sebuah komunitas belaka.


Menurut Ferdinand Tonnies masyarakat adalah karya ciptaan manusia itu sendiri seperti yang ditegaskan oleh Tonnies dalam kata pembukaan bukunya. Masyarakat bukan organisme yang dihasilkan oleh proses-proses biologis, bukan pula mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian individual yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan didorong oleh naluri-naluri spontan yang bersifat menentukan bagi manusia. Masyarakat adalah usaha manusia untuk memelihara relasi-relasi timbal balik yang mantap dan kemauan manusia mendasari masyarakat. Sehubungan dengan kemauan itu, Tonnies kemudian membedakan antara Zweekwille, yaitu kemauan rasional yang hendak mencapai tujuan dan Triebwille yaitu dorongan batin berupa perasaan. Distingsi ini berasal dari Wilhelm Wundu.
Zweekwille adalah apabila orang hendak mencapai suatu tujuan tertentu dan mengambil tindakan rasional ke arah itu. Suatu no nonsense mentality menuntun seorang dalam merencanakan langkah-langkah tepat untuk mencapai tujuan itu. Triebwille meliputi sejumlah langkah atau tindakan yang tidak berasal dari akal budi saja, melainkan dari watak, hati atau jiwa seseorang yang bersangkutan. Triebwille bersumber pada selera, perasaan, kecenderungan psikis, kebutuhan biotis, tradisi, atau keyakinan seseorang. Triebwille paling menonjol di kalangan petani, orang seniman, rakyat sederhana, khususnya wanita dan generasi muda.Zweekwille lebih menonjol di kalangan pedagang, ilmuan dan pejabat-pejabat serta generasi tua.
Pendapat ini langsung berpengaruh atas corak dan ciri interaksi seseorang dalam kelompok atau masyarakat, sehingga dapat dibedakan menjadi dua tipe masyarakat:
1.                       Gemeinschaft (paguyuban)
Merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat dalam hubungan batin bersifat alamiah dan bersifat kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan persatuan batin yang juga bersifat nyata dan organis sebagaimana dapat diumpamakan peralatan hidup tubuh manusia atau hewan. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi gemeinschaft adalah bentuk hidup bersama yang lebih bersesuaian dengan triebwille. Kebersamaan dan kerjasama tidak dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan di luar, melainkan dihayati sebagai tujuan dalam dirinya. Orangnya merasa dekat satu sama lain dan memperoleh kepuasan karenanya. Suasanalah yang dianggap penting daripada tujuan. Spontanitas diutamakan diatas undang-undang atau keteraturan. Tonnies menyebut sebagai contoh  keluarga, lingkungan tetangga, sahabat-sahabat, serikat pertukangan dalam abad pertengahan, gereja, desa, dan lain sebagainya. Para anggota diperstukan dan disemangati dalam perilaku sosial mereka oleh ikatan persaudaraan, simpati dan perasaan lainnya sehingga mereka terlibat secara psikis dalam suka duka hidup bersama. Dengan kata lain bahwa mereka sehati dan sejiwa.
Menurut Ferdinand Tonnies bentuk dari semua persekutuan hidup yang dinamakan gemeinschaft itu keluarga. Ketiga soko guru yang menyokong gemeinschaft adalah:
·         Gemeinschaft by blood
Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau keturunan. Contoh: kekerabatan, masyarakat-masyarakat suatu daerah yang terdapat di daerah lain. Seperti Suku Bangsa Sikep yang menetap di daerah Kudus, Blora, dan Pati.
·         Gemeinschaft of place
Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk dapat saling tolong menolong. Contoh: Organisasi Himpunan Mahasiswa.
·         Gemeinschaft of mind
Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideologi atau pikiran yang sama. Contoh: Anggota yang bernaung dalam sebuah partai yang sama.
2.                       Gesellschaft (patembayan)
Merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu yang pendek. Gesellschaft sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka, serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan pada sebuah mesin. Sedangkan menerut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi gesellschaft merupakan tipe asosiasi  dimana relasi-relasi kebersamaan dan kebersatuan antara orang berasal dari faktor-faktor lahiriah seperti persetujuan, peraturan, undang-undang dan sebagainya. Menurut Tonnies teori gesellschaft berhubungan dengan penjumlahan atau kumpulan orang yang dibentuk atau secara buatan. Apabila dilihat secara sepintas kumpulan itu mirip dengan gemeinschaft yaitu sejauh para individual hidup bersama dan tinggal bersama secara damai tetapi dalam gemeinschaft mereka pada dasarnya terus bersatu sekalipun ada faktor-faktor yang memisahkan, sedang dalam gesellschaft pada dasarnya mereka tetap terpisah satu dari yang lain, sekalipun ada faktor-faktor yang mempersatukan. 
Tonnies memakai istilah “hidup yang organis dan nyata (real)” untuk relasi-relasi yang berlaku didalam gemeinschaft dan istilah “ struktur yang khayal dan mekanis” untuk relasi-relasi yang berlaku di dalam gesellschaft. Namun Tonnies tidak pernah mengatakan bahwa tipe masyarakat gemeinschaft adalah (sama dengan) organisme, dan tipe masyarakat gesellschaft adalah (sama dengan mekanisme). Sebaliknya ia menolak banyak ralisme maupun nominalisme, yang kedua-duanya sejak aristoteles selalu di bandingkan oleh filsuf-filsuf dan telah menghasilakan dua gambaran masyarkat yang ekstrem. Ia hanya bertujuan untuk melukiskan atas cara abstrak dan dengan memakai konsep-konsep dua bentuk atau tipe kehidupan bersama yang berbeda-beda dan merupakan dua kemungkinan abstrak.
Dalam konsep gemeinschaft dan gesellschaft pada kenyataannya praktis mereka tidak saling menolak, sebab tidak mungkin ada gemeinschaft tanpa ciri-ciri gesellschaft dan tidak ada gesellschaft tanpa ciri-ciri gemeinschaft. Misalnya, keluarga tradisional dan masyarakat desa, yang merupakan contoh-contoh gemeinschaft tidak akan dapat bertahan terus, seandainya tidak ada peraturan, undang-undang, sistem kepemimpinan dan sistem peradilan. Sekalipun orangnya didorong oleh idealisme dan kemauan baik dan menggabungkan diri kedalam suatu gemeinschaft, mereka tetap membutuhkan beberapa  kepastian yang menyangkut rejeki dan kebutuhan lain.di pihak lain, walaupun suatu perusahaan atau administrasi negara diatur dan diselenggarkan secara birokratis dan rasional menurut gambaran gesellschaft, unsur-unsur manusia yang nonrasional akan tetap ikut memainkan peran dan  mempengaruhi interaksi orang yang bersangkutan. Seandainya tidak, mereka menjadi kumpulan robot-robot yang tidak berjiwa. Sama sebagaimana zweekwille dan triebwille selalu terjalin.
Tonnies  menegaskan, bahwa setiap relasi selalu mengungkapkan ketunggalan dalam  kebhinekaan, dan kebhinekan dalam ketunggalannya. Hanya dalam membuat suatu deskripsi yang umum dan abstrak, kita mempertentangkan unsur yang satu terhadap unsur yang lainnya. Misalnya, kita berkata bahwa seorang seniman mengharapkan penghargaan, sedang seorang pedagang mengharapkan keuntungan. Ini suatu pertentangan abstrak dan generalisasi. Sebab dalam kenyataan hidup kedua hal tampak dalam keadaan tercampur. Seniman juga harus mencari uang dan si pedagang sebagai manusia juga menginginkan penghargaan.  Begitu pula dengan kedua tipe masyarakat, mereka selalu berbentuk campuran. Pola interaksi yang berlaku dalam gemeinschaft dan pola yang berlaku dalam gesellschaft tidak salig menolak atau bertentangan satu sama lain. Tiap-tiap relasi mengandung dua aspek, selalu ada dua hal yang kait mengkait dan tidak mungkin dipisahkan. Namun demikian, dalam tipe gemeinschaft unsur hukum, peraturan, dan disiplin kurang diperhatikan dan sama menonjol seperti dalam gesellschaft, sedang unsur perasaan dan solidaritas, yang berasal dari penghargaan (triebwille) tidak begitu menonjol dalam gesellschaft.
Paradigma atau alasan Ferdinand Tonnies mengeluarkan teori tersebut adalah:
·         paradigma fakta social
·         paradigma fenomena social
·         paradigma tingkah laku atau perilaku social
Tonnies adalah contoh langka penganut evolusionisme yang tak menganggap evolusi identik dengan kemajuan. Menurutnya, evolusi terjadi secara berlawanan dengan kebutuhan manusia, lebih menuju kearah memperburuk ketimbang meningkatkan kondisi kehidupan manusia. Diantara penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya kecenderungan berfikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandangan terhadap suatu aturan dan sistem organisasi.
Keunikan pendekatan Tonnies terlihat dari sikap kritisnya terhadap masyarakat modern (Gesellschaft), terutama nostalgianya mengenai kehidupan tipe komunitas/kelompok/asosiasi (Gemeinschaft) yang lenyap. Bagi Tonnies faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan masyarakat seperti prinsip evolusi yang ia miliki adalah adanya kecenderungan berpikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandanagan terhadap suatu aturan dan soistem organisasi. Kedua tipe masyarakat tersebut berbentuk campuran(saling berkaitan dan tidak dapat di pisahkan dalam hidup karena tidak mungkin ada gemeinschaft tanpa ciri-ciri Gesselschaft dan sebaliknya.
Dan dibawah ini adalah pemaparan Tonnies tentang perbedaan antar Gemeinschaft dengan Gesellschaft sebagai suatu perubahan yang justru bergerak kearah memperburuk, menurut dirinya.

ANALISA TERHADAP ORGANISASI / KELOMPOK SOSIAL YANG ADA DI MASYARAKAT MENURUT TEORI FERDINAND TONNIES
1.      Keluarga
Termasuk ke dalam bentuk kelompok sosial gemeinshaft, karena di dalam keluarga terdapat suatu keterikatan yang terentk sejak manusia lahir. Hal ini juga termasuk dalam gemeinschaft by blood.

2.      Rukun Tetangga, Rukun Warga
Termasuk ke dalam bentuk kelompok sosial gemeinschaft karena di dalam RT dan RW terdapat keterikatan antar masyarakat yang terjalin sejak lahir atau sejak lama. Dalam lingkungan RT dan RW juga terdapat rasa kekeluargaan dan tolong-menolong juga gotong royong, hal ini termasuk jenis gemeinschaft of place.

3.      Sekolah
Termasuk ke dalam bentuk kelompok sosial gesellschaft karena terdapat kontrak atau jangka waktu yang telah ditentukan bagi siswa yang bersekolah yaitu tiga tahun. Selain itu juga terdapat suatu sistem timbal-balik diantara pihak sekolah/pemerintah dengan siswa, yaitu siswa dapat mendapat ilmu pengetahuan dari bapak/ibu guru, pihak sekolah mendapat pembayaran SPP dari siswa juga pihak guru mendapat gaji dari jasanya yang disampaikan oleh pemerintah.

4.      NU (Nahdatul Ulama)
Termasuk ke dalam bentuk kelompok sosial gemeinschaft karena mengacu pada hubungan persahabatan karena persamaan agama atau keyakinan yaitu Islam (Gemeinschaft of mind).

5.      Koperasi
Termasuk ke dalam bentuk kelompok sosial gemeinschaft karena mengacu pada hubungan persahabatan karena persamaan profesi yaitu karyawan koperasi.
(Gemeinschaft of mind).

6.      Kelompok kekerabatan
            Termasuk ke dalam bentuk kelompok sosial gemeinschaft karena mengacu pada     hubungan persahabatan/kekerabatan
7.      Partai politik berdasarkan agama
            Termasuk ke dalam bentuk paguyuban karena ideologi.
8.      Ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industry
Termasuk ke dalam bentuk patembayan (gesellschaft) karena hubungan antar anggota bersifat formal, memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal serta memperhitungkan guna..
.
9.      OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
Termasuk ke dalam bentuk gesellschaft karena bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka, dan strukturnya bersifat mekanis

10.  PSSI
Termasuk ke dalam bentuk gesellschaft karena dalam organisasi tersebut terdapat struktur yang bersifat mekanis.





http://gurumudasosiologi.blogspot.co.id/2013/12/makalah-teori-sosiologi-klasik.html

2.3.   Keanekaragaman Kelompok Sosial
Kelompok sosial yang ada pada masyarakat multikultural bermacam-macam. Berikut ini adalah macam-macam kelompok sosial di masyarakat menurut pandangan para ahli sosiologi.
1.   Solidaritas Mekanik dan organik.
Diperkenalkan oleh Emile Durkheim bahwa kelompok manusia terbagi atas dua yaitu kelompok manusia didasarkan pada :
a.   Segi mekanik
Merupakan bentuk naluriah yang ditentukan oleh pengaruh ikatan geografi, biogenetik dan keturunan lebih lanjut. Setiap kelompok dapat memenuhi kebutuhan tanpa bantuan dari pihak lain. Setiap anggota diikat oleh kesadaran kolektif sebagai satu kelompok dan kepercayaan yang bersifat memaksa.
b.   Segi Fungsional
Merupakan hasil kesadaran manusia atau keinginan yang rasional. Bentuk solidaritas bersifat mengikat sehingga terbentung ketergantungan. Pengikatan berdasarkan kesepakatan yang terjalin.
2.   Gemeinschaft dan Gesellsschaft
Konsep ini diperkenalkan oleh ahli sosiologi dari jerman Ferdinand Tonnies yang berpendapat kelompok masyarakat terbagi menjadi :
a.   Gemeinschaft
Adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan kekal, hal ini dapat terbentuk pada ikatan keturunan contohnya keluarga.
Jenis-jenis Gemeinschaft terbagi menjadi 3 yaitu :
·         Blood yaitu mengacu pada ikatan kekerabatan ( garis keturunan )
·         Place yaitu merupakan ikatan berdasarkan kedekatan tempat tinggal atau tempat bekerja.
·         Mind yaitu mengacu pada hubungan persahabatan baik karena keahlian, pekerjaan atau pandangan yang sama.
b.   Gesellsschaft
Adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang jangka waktunya terbatas, contohnya ikatan para pedagang atau pekerja, buruh yang memiliki kepentingan secara rasional.
Perbedaan yang dapat kita simpulkan antara Gemeinschaft dengan gesellschaft
Gemeinschaft : Individu tetap menyatu walaupun ada perbedaan kelompok.
Gesellschaft : Walaupun menyatu tetap saja sebagai individu yang terpisah.
3.   Kelompok Primer dan Sekunder
Cooley Dan Faris menyebutkan ada dua tipe kelompok dalam masyarakat, yaitu kelompok;
a.   Primer
Ditandai dengan pergaulan dan kerjasama tatap muka yang intim, ruang lingkupnya adalah keluarga, teman maupun rukun warga.
b.   Sekunder
Ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.
4.   In-Group dan out-group
Diperkenalkan oleh William Graham Summer yang membagi kelompok masyarakat menjadi dua yaitu:
a.   In Group
Kelompok dalam artinya hanya melibatkan dari dalam kelompoknya saja. Biasanya memiliki ciri-ciri adanya persahabatan, kerjasama, keteraturan, kedamaian, solidaritas yang tinggi.
b.   Out group
Sikap yang dilakukan terhadap kelompok lain.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memilik kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok sosial di ciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok sosial juga sangat mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Berbagai macam kelompok atau asosiasi dalam masyarakat multikultural antara laindi golongkan berdasarkan etnis, agama, dan stratifikasi sosial.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya kelompok sosial dalam masyarakat multikultural adalah dapat menimbulkan konflik antar anggota masing-masing kelompok. Karena dalam kehidupan masyarakat multikultural sering tidak dapat di hindari berkembnagnya paham-paham atau cara hidup yang di dasarkan pada etnosentrisme, primodialisme, aliran, sektarianisme, dan sebagainya. Paham-paham tersebutlah  yang terkadang menjadi penghambat integrasi bangsa.

Bentuk solidaritas sosial masyarakat industri-kota adalah solidaritas organik. Namun, karena komunitas industri-kota masih berada dalam proses perkembangan, karakteristik yang terdapat pada komunitas ini masih belum menunjukkan karakteristik dari masyarakat organik penuh. Pada komunitas ini masih ditemui adanya beberapa karakteristik dari masyarakat yang yang mekanik.
Perubahan bentuk solidaritas sosial masyarakat industri-kota merupakan sebuah proses yang alamiah dan dibutuhkan oleh masyarakat. Industrialisme tidak dapat berkembang dalam masyarakat yang bentuk solidaritasnya adalah solidaritas mekanik.


B.     Saran
Demikianlah beberapa proses sosial telah di uraikan secara cukup panjang. Semuanya dapat menjadi pisau analisis untuk mengevaluasi bagaimana masyarakat kita membangun kerja sama. Meskipun demikian, karena kita pro pada masyarakat majemuk maka uraian di atas cukup banyak memberikan porsi pada konflik dan pertentangan, bukan dengan maksud untuk menegaskan bahwa masyarakat majemuk harus berkonflik. Yang hendak ditonjolkan adalah bagaimana menyelesaikan konflik. Ini penting karena konflik hampir tidak pernah absen dalam kehidupan masyarakat majemuk.

DAFTAR PUSTAKA








No comments:

Post a Comment

P3K Tahap 3

https://youtu.be/dmcjx-zTSCQ