TIPS Anak Menjadi Pintar : Kisah Dari Orang tua yang tak sekolah, Namun anaknya Pintar



Kisah Orang tua yang tak sekolah, Namun anaknya Pintar

Acara rapat di sekolah Pas pukul 08.00 pagi, orang tua murid Berawal Dari masuk ke dalam ruang kelas di sekolah. Berbagai orang tua terkesan penuh sopan santun, ada juga orangtua yang kelihatannya arogan, ada juga yang terkesan sangat waspada. Ketika guru Bermula Dari tutup pintu dan Berawal Dari berbicara, pintu yang baru saja ditutup terbuka kembali perlahan-lahan, seorang pria paruh baya, badannya kotor penuh dengan debu timbul dibalik pintu. Dengan wajah yang tersenyum dirinya meminta maaf Sebab datang telat.
Kemunculannya luar biasa perhatian orang tua murid lainnya. Dirinya kenakan pakaian kerja yang telah luntur dan penuh bercak cat. Celananya pekat dengan debu, dirinya menggunakan sepatu boot yang penuh dengan lumpur. Dirinya kelihatan semacam baru pulang dari kerja bangunan.
Guru itu mengatakan : “Permisi, Bapak siapa? ” Pria paruh baya itu mengatakan : “Saya ayahnya Aminudin” Guru itu terkesan kaget, Bakal Tetapi segera meminta pria itu menandatangani buku kehadiran. Ayah dari Aminudin dengan muka yang tertunduk mengatakan : “Maaf, Pak Guru, saya Tak bisa membaca dan menulis…” Para orang tua murid yang lain terdengar ada yang Berawal Dari menertawakan, sang guru itu pun mengatakan : “Tak apa-apa, saya yang bakal menolong Ayah sinyal tangan. ”
Kemudian guru itu Berawal Dari membahas, tujuan diadakannya rapat orang tua murid Yaitu agar setiap orangtua bisa saling share pengalaman tentang bagaimana Panduan mendidik anak dan kesannya sepanjang mendidik anak. Ada 2-3 orang tua murid memberikan pengalaman mereka dalam mendidik anak-anak mereka, yaitu bagaimana mereka mendidik anak mereka dengan ketat, agar mereka ingin menulis pr mereka, menolong anak-anak mereka mencarikan guru les tambahan,dan lain-lain.
Ketika guru itu memohon bapak dari Aminudin untuk bicara, ia mengetahuikan, “Aminudin Yaitu seseorang murid teladan dengan kualitas terkeren di kelas. Pelajaran matematika senantiasa memperoleh kualitas paling baik, ia Tak sempat telat, senantiasa berlaku baik pada berbagai rekannya. Mari keduanya sama kami dengarkan bagaimana bapak dari Aminudin mendidik anaknya. ”
Ketidak sedikitan orangtua murid yang lain terkesan kaget. Ayah yang Tak terpelajar tetapi mempunyai anak yang canggih. Bapak Aminudin dengan agak sedikit canggung Bermula Dari jalan ke depan. Ia sedikit tertunduk, Tak demikian berani memandang mata berbagai orangtua murid yang lain. Ini perkataannya :
Saya cuma Suka menonton anak saya kerjakan PR nya. Setiap saat sepulang kerja, Tak perduli seberapa capeknya saya, saya tentunya bakal duduk di samping dirinya untuk memandangnya kerjakan PR yang ada. Satu hari, anak saya ajukan pertanyaan pada saya, “Ayah, sehari-hari menonton saya kerjakan PR, apa Bapak tahu apa yang saya perbuat? ” Saya mengatakan “Ayah Tak tahu. ” Lalu anak saya ajukan pertanyaan : “Ayah, bila Bapak Tak tahu bagaimana Bapak tahu saya mengerjakannya dengan benar alias Tidak? ” Saya cuma Suka menonton anak saya kerjakan PR nya. Setiap saat sepulang kerja, Tak perduli seberapa capeknya saya, saya tentunya bakal duduk di samping dirinya untuk memandangnya kerjakan PR yang ada. Satu hari, anak saya ajukan pertanyaan pada saya, “Ayah, sehari-hari menonton saya kerjakan PR, apa Bapak tahu apa yang saya perbuat? ” Saya mengatakan “Ayah Tak tahu. ” Lalu anak saya ajukan pertanyaan : “Ayah, bila Bapak Tak tahu bagaimana Bapak tahu saya mengerjakannya dengan benar alias Tidak? ”
Saya mengatakan : “Apabila kamu mengerjakannya dengan cepat, sehingga Bapak tahu kalau msumberah ini begitu gampang ; bila kamu menyalakan kipas Bayu, mengambil minum, sehingga Bapak tahu kalau msumberah itu susah. ”
Saya seseorang buruh bangunan. Satu kali saya mengangkat muka saya dan menonton bangunan tinggi yang saya bangun, saya ajukan pertanyaan pada anak saya, apakah kamu ingin tinggal dirumah yang tinggi, yang besar, tempat tinggal yang indah? Mengendarai mobil keren? Anak saya menganggukkan kepalanya. Saya mengatakan : “Oleh Sebabnya kamu mesti belajar dengan baik.
Saya Tak sekolah, Tak bisa membaca dan menulis, saya Tak tahu bagaimana Berbagai Panduan canggih mendidik anak. Saya cuma Suka terlibat percakapan dengan anak saya. Anak saya tersanjung jongkok di samping saya ketika saya bekerja. Saya Tak Menyodorkan duit jajan pada anak, ia Tak bermain internet, juga Tak berbelanja berbagai macam. Dirinya kerap dirumah menolong saya membersihkan pakaian.
Setelah usai bicara, dirinya membungkuk untuk Menyodorkan hormat pada sang guru! Orangtua murid yang lain terpaku tak bergeming, hati mereka begitu tersentuh oleh perkataannya. Bapak ini meski Tak mempunyai pendidikan yang tinggi dan Tak dalam keadaan ekonomi yang cukup, tetapi ia begitu hormat pada guru. Dirinya juga tersanjung kawani anaknya. Ini Yaitu langkahnya bagaimana dirinya berhasil dalam mendidik anak!

No comments:

Post a Comment

P3K Tahap 3

https://youtu.be/dmcjx-zTSCQ