KETENAGAKERJAAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Dalam pembahasan ini kita akan menguraikan tentang
-
Ketenaga kerjaan dan
-
Pembangunan Ekonomi
-
Hubungan ketenagakerjaan
dan pembangunan ekonomi
A.
Ketenaga
Kerjaan
1.
Pengertian Ketenaga
Kerjaan
Tenaga kerja adalah bagian dari
penduduk, baik yang bekerja maupun mencari kerja, yang masih mau dan mampu
untuk melakukan pekerjaan. Besarnya pertumbuhan angkatan kerja setiap tahun
sangat tergantung pada besarnya pertumbuhan penduduk secara kumulatif setiap
tahun. Menurut
Undang-Undang No. 13 Tahun 2013, Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Dari pengertian
diatas terdapat kata “setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan,” itu berarti
tidak semua penduduk bisa dikatakan sebagai tenaga kerja, karena pada dasarnya
tidak semua orang mampu melakukan pekerjaan. Orang yang tidak mampu melakukan
pekerjaan inilah yang disebut sebagai bukan angkatan kerja. Jadi kesimpulannya
tenaga kerja itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok angkatan kerja
dan kelompok bukan angkatan kerja.
-
Angkatan kerja merupakan penduduk di
satu wilayah yang masuk dalam usia kerja (diatas 15 tahun sampai 64 tahun) baik yang bekerja
maupun tidak bekerja (menganggur) namun tidak termasuk pelajar dan ibu rumah
tangga. Jadi angkatan
kerja adalah setiap penduduk yang telah memasuki usia kerja, baik yang sudah
bekerja, belum bekerja, atau sedang mencari pekerjaan. Penduduk yang termasuk
dalam usia kerja adalah penduduk yang berusia antara 15 tahun sampai 64 tahun.
Tidak semua penduduk usia kerja bisa dikatakan sebagai angkatan kerja, hal ini
karena penduduk yang tidak aktif dalam sebuah kegiatan ekonomi tidak termasuk
ke dalam kelompok angkatan kerja. Angkatan kerja dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu angkatan kerja yang bekerja dan angkatan kerja yang tidak bekerja.
-
Kesempatan kerja adalah tersedianya
lapangan kerja bagi angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan.
-
Tenaga kerja adalah angkatan kerja yang
telah bekerja
Jumlah angkatan kerja di masa depan
tidak hanya tergantung pada jumlah penduduk, tetapi juga dari proporsi penduduk
yang sudah masuk usia kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja di dalam
pasar tenaga kerja serta perubahannya setiap tahun.
Semakin banyaknya wanita masuk ke
pasar tenaga kerja terutama disebabkan oleh tingkat pendidikannya yang semakin
baik dan kesempatan kerja bagi kaum wanita semakin besar.terutama dalam sektor
jasa di pemerintahan, perdagangan dan pelayanan umum, serta kegiatan agrobisnis
merupakan sumber penting yang member kesempatan kerja besar terhadap angkatan
kerja wanita.
Dalam mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh melalui peningkatan lapangan
usaha produktif dan terpadu untuk mengurangi tingkat pengangguran, serta
diarahkan pada kompetensi, kemandiran, peningkatan produktivitas, peningkatan
upah, penjaminan kesejahteraan, perlindungan pekerja dan kebebasan berserikat.
2.
Jenis
Tenaga Kerja
a.
Menurut kualitasnya
-
Pekerja berpendidikan, yaitu pekerja
yang memiliki ilmu dan keterampilan dari pendidikan. Contoh, dokter, guru,
kauntan
-
Pekerja berketerampilan, yaitu tenaga
kerja yang memiliki keterampilan karena pelatihan atau kebiasaan. Misalnya :
Sopir tukang kayu
-
Pekerja kasar/ tidak berpendidikan dan
berketerampilan. Misalnya, kuli angkut dan kuli bangunan.
b.
Menurut status/ikatannya
-
Pekerja lepas atau freelance
-
Pekerja kontrak, dan
-
Pekerja tetap
3.
Klasifikasi Tenaga Kerja
Secara umum
tenaga kerja dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu tenaga kerja
terdidik, tenaga kerja tidak terdidik, dan tenaga kerja terampil.
a.
Tenaga Kerja Terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga
kerja yang mempunyai keahlian pada bidang tertentu. Keahlian tersebut diperoleh
dari bidang pendidikan. Contoh tenaga kerja terdidik adalah dosen, dokter,
guru, akuntan, pengacara dan sebagainya.
b.
Tenaga Kerja Terlatih
Tenaga kerja terlatih merupakan
tenaga kerja yang memiliki keahlian pada bidang tertentu dan keahlian tersebut
diperoleh dari pengalaman dan latihan. Contoh tenaga kerja terlatih adalah
montir, tukang jahit, supir dan sebagainya.
c.
Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan
Tidak Terlatih
Yaitu tenaga kerja yang bekerja
hanya dengan mengandalkan tenaganya saja, tidak memerlukan pendidikan dan
latihan terlebih dahulu. Contohnya seperti buruh kasar, kuli, pembantu rumah
tangga, dan pekerjaan lainnya.
4. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja
(demand for labor) adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan
pekerjaan (lapangan kerja) untuk diisi oleh para pencari kerja. Dengan kata
lain, kesempatan kerja adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi
masyarakat baik yang telah diisi maupun jumlah lapangan kerja yang masih
kosong.
Kesempatan kerja adalah suatu
keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari
kerja. Namun bias diartikan juga sebagai
permintaan atas tenaga kerja.
Tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting dalam roda perekonomian suatu
negara, karena:
a.
Tenaga kerja
merupakan salah satu faktor produksi.
b.
Sumber Daya Alam.
c.
Kewiraswastaan.
Tenaga kerja juga penting dilihat
dari segi kesejahteraan masyarakat. Adapula masalah yang ditimbulkan
dari banyaknya tenaga kerja:
a.
Masalah-masalah
perluasan kesempatan kerja.
b.
Pendidikan yang
dimiliki angkatan kerja.
c.
Pengangguran.
Sumitro Djojohadikusumo mendefinisikan angkatan kerja sebagai bagian dari
jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan
untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Faktor-faktor yang menentukan
angkatan kerja menurut Sumitro diantaranya:
a.
Jumlah dan
sebaran usia penduduk.
b.
Pengaruh
keaktifan bersekolah terhadap penduduk berusia muda.
c.
Peranan kaum
wanita dalam perekonomian.
d.
Pertambahan penduduk yang tinggi.
e.
Meningkatnya jaminan kesehatan.
5.
Masalah Ketenagakerjaan
Masalah
ketenagakerjaan banyak dialami oleh banyak negara termasuk Indonesia. Masalah
ketenagakerjaan timbul karena beberapa faktor seperti kesempatan kerja yang
rendah, pendidikan yang rendah, pertumbuhan ekonomi yang rendah dan lain
sebagainya. Setiap negara berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan berbagai
cara, misalnya dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas
pendidikan, memperbaiki fasilitas dan sebagainya.
Setiap negara
memiliki masalah ketenagakerjaan yang berbeda termasuk Indonesia, berikut masalah-masalah
yang sering muncul dari ketenagakerjaan Indonesia:
a. Kualitas
Tenaga Kerja yang Rendah
Masalah kualitas tenaga kerja yang
rendah timbul dari akibat tingkat pendidikan yang rendah, baik itu pendidikan
formal maupun non formal. Tingkat pendidikan yang rendah ini biasanya terjadi
akibat kemampuan ekonomi masyarakat Indonesia yang belum mampu menempuh
pendidikan yang tinggi. Akibatnya saat memasuki usia angkatan kerja timbulah
masalah kualitas tenaga kerja yang rendah.
b. Jumlah
Kesempatan Kerja yang Rendah
Jumlah kesempatan kerja yang rendah
timbul akibat dari produktivitas masyarakat yang rendah sehingga jumlah
lapangan kerja tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja. Jika jumlah
angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja maka akan
menimbulkan masalah pengangguran.
c. Persebaran
Tenaga Kerja yang Tidak Merata
Pembangunan ekonomi yang tidak
merata mengakibatkan persebaran tenaga kerja juga tidak merata. Sehingga
tingkat kesejahteraan suatu daerah dengan daerah lain tidak seimbang. Selain
itu tidak meratanya pembangunan ekonomi dapat berimbas pada persebaran penduduk
yang tidak merta.
d. Masalah
Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah
paling besar dalam ketenagakerjaan Indonesia. Hal ini disebabkan karena
tingginya jumlah penduduk Indonesia yang tidak dibarengi dengan kesempatan
kerja yang cukup. Selain itu rendahnya kualitas tenaga kerja dan pertumbuhan
ekonomi juga menjadi fakor dalam munculnya masalah pengangguran ini.
e. Dampak Pengangguran Terhadap
Pembangunan Nasional
Pengangguran merupakan masalah
ekonomi makro yang memengaruhi manusia secara langsung dan merupakan masalah
yang paling berat. Ketidakmampuan calon tenaga.kerja memperoleh pekerjaan
menimbulkan pengangguran. Kondisi ini memang sangat memprihatinkan karena
potensi yang sebenarnya ada tidak dapat tersalurkan secara tepat. Jumlah
angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja mengakibatkan tidak
semua angkatan kerja dapat diserap oleh lapangan kerja sehingga mengakibatkan
pengangguran. Hal ini diperparah dengan banyaknya tenaga kerja yang terkena
pemutusan hubungan kerja (PHK). Adapun akibat buruk dari pengangguran, antara
lain sebagai berikut.
-
Pengangguran menyebabkan masyarakat
tidak bisa memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya sehingga pendapatan
riil lebih kecil dari pendapatan potensial.
-
Pengangguran dapat menyebabkan
kehilangan keterampilan.
-
Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan
sosial politik.
B.
Pembangunan ekonomi
1.
Pengertian
Pembangunan
ekonomi
Pembangunan
ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Menurut
Meier dan Baldwin (dalam Safril, 2003:142) bahwa “Pembangunan ekonomi adalah suatu proses, dengan proses itu pendapatan nasional
real suatu perekonomian bertambah selama suatu periode waktu yang panjang”.
Hal yang sama dikemukakan
pula oleh Djojohadikusumo (1991) bahwa “Pembangunan ekonomi adalah usaha
memperbesar pendapatan per kapita dan menaikkan produktivitas per kapita dengan
jalan menambah peralatan modal dan menambah skill”.
Bila
dianalisa lebih lanjut diperoleh beberapa kesimpulan umum tentang pembangunan
ekonomi, sebagai berikut:
a.
Pembangunan ekonomi diarahkan pada perubahan stuktural
yang bersifat kualitatif.
b.
Pembangunan ekonomi tidak hanya menghasilkan out put
yang lebih banyak, tetapi juga terdapat perubahan dalam lembaga dan teknik
produksi maupun skill dalam menghasilkan output.
c.
Pembangunan ekonomi meliputi perubahan-perubahan dalam
struktur output sebagai akibat adanya alokasi input pada sektor perekonomian.
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan
ekonomi adalah suatu kegiatan yang diarahkan kepada kehidupan perekonomian yang
lebih baik bagi masyarakat suatu bangsa.
Pembangunan
ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth);
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang
dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi
apabila terjadi peningkatan GNP riil di
negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Perbedaan
antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat
kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output
produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat
kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai
sektor perekonomian seperti dalam lembaga,
pengetahuan, social, dan teknik.
Selanjutnya
pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan
perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen
penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
a.
Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa
pembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat
atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi
dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan.
Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk
menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
b.
Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan
pendapatan perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan
aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan
pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta
masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena
kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan
masyarakat.
c.
Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung
dalam jangka panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan
berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung
meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami
kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam
ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut
mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang
terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat
dari tahun ke tahun.
Dari uraian diatas dapat disimpilkan bahwa Pembangunan Ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang,
disertai dengan perubahan ciri-ciri penting suatu masyarakat, yaitu perubahan
dalam teknologi, pola pikir masyarakat maupun kelembagaan. maka pembangunan ekonomi tersebut terus menerus saling
terkait dan berpadu dengan faktor lainnya seperti teknologi, pola pikir dan
lainnya melakukan proses dengan tujuan meningkatkan pendapatan perkapita
penduduk dalam jangka panjang.
2.
Sifat Pembangunan
Ekonomi
a.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses
Maksudnya pembangunan ekonomi itu berlangsung secara
terus menerus bukan merupakan kegiatan yang sifatnya mendadak atau sementara.
Pembangunan ekonomi dilakukan melalui perencanaan dan
tahapan-tahapan yang matang dan terperinci, setiap tahapan akan menargetkan
sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Contoh pada masa orde baru ada
namanya REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun).
b.
Upaya dalam meningkatkan pendapatan per kapita.
Meningkatnya income per kapita berarti secara umum
meningkat pula kesejahteraan masyarakat. Sementara itu pembangunan ekonomi akan
terjadi apabila terdapat kenaikan pendapatan perkapita penduduk.
Pendapatan per kapita digunakan untuk mengukur tingkat
kesejahteraan suatu negara.
c.
Peningkatan pendapatan per kapita berlangsung dalam
jangka waktu yang lama.
Kenaikan income diharapkan dapat terjadi dalam jangka
waktu yang lama, sehingga kesejahteraan masyarakat terus meningkat dan sudah
sangat siap ketika terjadi penurunan pendapatan.
Sebab oleh beberapa faktor, seperti perubahan nilai
tukar mata uang (Kurs) pendapatan perkapita bisa mengalami penurunan. Dan jika
terjadi penurunan tingkat pendapatan per kapita maka penurunannya ini tidak
terlalu besar.
d.
Kenaikan pendapatan per kapita diikuti dengan
terjadinya perubahan teknologi dan atau kelembagaan.
Hal ini berarti pembangunan ekonomi ekonomi tidak
cukup diukur dari pendapatan per kapita saja, tetapi kenaikan itu haruslah
dibarengi dengan terjadinya perubahan teknologi. Teknologi memiliki peran yang
sangat penting untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Seperti kata
Adam Smith, “Pembangunan ekonomi merupakan kombinisi atau perpaduan dari
pendapatan per-kapita dan kemajuan teknologi.
3.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
pembanguan ekonomi
Ada
beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun
pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu
faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor
ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal,
dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber
daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,
keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi
pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku
produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah
bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi
(disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber
daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah
dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial
untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan
seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara
itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut.
Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan.
Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan
dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
Faktor
nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan
politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
4.
Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi
a. Dampak
Positif
-
Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan
kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses
pertumbuhan ekonomi.
-
Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan
terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan
demikian akan mengurangi pengangguran.
-
Terciptanya lapangan pekerjaan akibat
adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan
nasional.
-
Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan
adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi
struktur ekonomi industri, sehingga
kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan
dinamis.
-
Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan
kualitas SDM sehingga dalam hal ini,
dimungkinkan
ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian,
akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b. Dampak
Negatif Pembangunan Ekonomi
-
Adanya pembangunan ekonomi yang tidak
terencana dengan baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.
-
Industrialisasi mengakibatkan
berkurangnya lahan pertanian.
-
Hilangnya habitat alam baik hayati atau
hewani
C.
Hubungan Antara Tenaga Kerja Dan
Pembangunan Ekonomi
Hubungan antara
tenaga kerja dan pembangunan ekonomi terletak pada kenyataan bahwa tenaga kerja
adalah kendaraan yang mendorong pembangunan ekonomi. Cita- cita pembangunan
yang akan mengarah pada pembangunan ekonomi hanya dapat dimulai dan
dilaksanakan oleh komponen manusia dalam perekonomian apapun karena
perekonomian tidak dapat membangun dirinya dalam arti yang abstrak. Ini
hubungan antara tenaga kerja dan pembangunan ekonomi merupakan salah satu
alasan komponen manusia dalam perekonomian setiap memiliki dampak langsung pada
tingkat pembangunan ekonomi di wilayah itu. Deposito mereka modal manusia dalam
hal pengetahuan, pengalaman dan faktor-faktor terkait lainnya seperti kesehatan
yang baik sangat penting untuk pengembangan ekonomi apapun, yang dapat
dibuktikan dengan membandingkan hasil dari ekonomi yang kurang terorganisir
dengan baik, tenaga kerja yang sehat dan berpendidikan
Hubungan antara
tenaga kerja dan pembangunan ekonomi dilihat dari sudut pandang yang berbeda
dan oleh para ahli.
1.
Hubungan antara tenaga kerja dan
pembangunan ekonomi ditinjau dari
Menurut Todaro (2000) pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan Angkatan Kerja
(AK) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positiff yang memacu
pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah
tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti
ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meski demikian hal tersebut masih
dipertanyakan apakah benar laju pertumbuhan penduduk yang cepat benarbenar akan
memberikan dampak positif atau negatif dari pembangunan ekonominya.
Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari pertumbuhan
penduduk tergantung pada kemampuan sistem perekonomian daerah tersebut dalam
menyerap dan secara produktif memanfaatkan pertambahan tenaga kerja tersebut.
Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan
tersedianya input dan faktor penunjang seperti kecakapan manajerial dan
administrasi.Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi
modal dan tersedianya input dan faktor penunjang seperti kecakapan manajerial
dan administrasi. Dalam model sederhana tentang pertumbuhan ekonomi, pada
umumnya pengertian tenaga kerja diartikan sebagai angkatan kerja yang bersifat
homogen
2.
Hubungan antara tenaga kerja dan
pembangunan ekonomi menurut David Ricardo
David
Ricardo memusatkan perhatiannya pada peranan penduduk dalam pertumbuhan
perekonomian. Artinya adalah output nasional bergantung atau ditentukan oleh
jumlah penduduk yang bertindak sebagai tenaga kerja. Ricardo menyatakan bahwa
jumlah penduduk suatu wilayah ditentukan oleh tingkat upah yang diterapkan di
wilayah tersebut.
Jika suatu upah
menerapkan upah yang tinggi atau di atas tingkat subsisten, maka jumlah
penduduk dan tingkat kesejahteraan akan cenderung meningkat. Subsisten
merupakan pas-pasan
untuk bertahan hidup. Namun sebaliknya, apabila tingkat upah di bawah tingkat kecukupan
hidup, maka jumlah penduduk akan menurun, sebab orang-orang tersebut tidak mampu
menanggung beban hidup yang semakin berat.
Penurunan jumlah
penduduk di suatu wilayah akan meningkatkan upah. Dalam jangka panjang, tingkat
upah yang cenderung sama dengan tingkat substansi, dinamakan dengan tingkat
upah alamiah atau natural wage. Jumlah penduduk berpengaruh pada keterbatasan
dari sumber daya alam yaitu tanah dan output.
3.
Hubungan antara tenaga kerja dan pembangunan ekonomi menurut Teori Lewis
Teori Lewis
dikembangkan oleh Arthur Lewis. Arthur Lewis mencoba menjelaskan bahwa
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara dapat dilakukan dnegan cara
meningkatka pertumbuhan pada sektor industri atau sektor kapitalis. Kelebihan
tenaga kerja pada sektor pertanian dapat menyebabkan produktivitas tenaga kerja
sama dengan menjadi nol.
Pertumbuhan
sektor industri atau sektor kapitalis akan menyebabkan sebagian pekerja di
sektor pertanian pindah ke sektor industri atau sektor kapitalis. Perpindahan
ini tidak akan dapat menurunkan outpur sektor pertanian. Hal tersebut
disebabkan jumlah tenaga kerja yang melimpah.
Lewis
berpendapat bahwa syarat yang dibutuhkan untuk menjadikan sektor industri atau
sektor kapitalis sebagai mesin pertumbuhan yaitu dengan cara meningkatkan
investasi pada sektor industri atau sektor kapitalis. Pada saat yang bersamaan
upah pekerja di sektor industri atau sektor kapitalis harus ditetapkan lebih
tinggi dari pada sektor pertanian. Perbedaan upah tersebut akan dapat menarik
pekerja dari sektor pertanian ke sektor industri atau sektor kapitalis.
4.
Hubungan antara tenaga kerja dan pembangunan ekonomi menurut
Teori
Ranis dan Fei
Teori Ranis dan
Fei dikembangkan oleh Gustav Ranis dan John Fei. Teori yang dikembangkan oleh
Gustav Ranis dan John Fei terlihat dalam karyanya berjudul Development of the
Labor Surplus Economic. Karya Ranis dan Fei tersebut muncul pada tahun 1964.
Teori Ranis dan
Fei pada dasarnya banyak dipengaruhi oleh pemikiran yang dihasilkan oleh Lewis.
Pemikiran tersebut yaitu mengenai teori pembangunan di negara – negara yang
sedang berkembang dan yang mengalami kelebihan tenaga kerja atau disebut dengan
pengangguran yang serius.negara tersebut memiliki pengangguran yang serius,
meskipun memiliki kekayaan alam yang tersedia dapat dikembangkan, namun dalam
jumlah yang terbatas.
Ranis dan Fei melihat pada aspek
tenaga kerja dan produktivitas di sektor pertanian dan di sektor industri dan
pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi. Ranis dan Fei berpendapat bahwa upah
di sektor modern atau yang disebut oleh Ranis dan Fei sebagai sektor industri
sangat erat hubungannya dengan besarnya kelebihan sektor tradisional atau
sektor pertanian. Penarikan tenaga kerja yang terjadi di sektor pertanian akan
dapat menurunkan jumlah konsumen di sektor tersebut.
Akibat yang ditimbulkan yaitu
menciptakan surplus dari produk yang dihasilkan oleh sektor tersebut yang
sebenarnya dapat dijual melalui pasar – pasar di daerah industri.
No comments:
Post a Comment