NASKAH SIDANG BPUPKI
|
Naskah Sidang BPUPKI - disini kami akan memberikan Contoh Naskah drama sidang BPUPKI, yangmungkin dapat menambah wawasan kita dalam hal pemahaman terhadap arti kemerdekan dan perumusan Pancasila.
Yuk kita simak bersama tentang naskah Sidang BPUPKI ini.
Narasi
: Tanggal 6 Agustus 1945 kota Hirosima dijatuhi bom atom oleh Sekutu dan pada
tanggal 9 Agustus 1945 giliran Kota Nagasaki yang dijatuhi oleh bom atom oleh
Sekutu pula. Kejadian ini memberikan penderitaan bagi rakyat Jepang. Pasukan
Jepang semakin lemah dan pada tanggal 12 Agustus 1945 Soekarno, Hatta selaku
pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI
diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk
bertemu Marsekal Terauchi. Dalam menyikapi kondisi seperti itu, pada 9 September
Perdana Menteri Jepang Koiso mengeluarkan janji kemerdekaan pada Bangsa
Indonesia.
Terauchi
: ”Saudara Sukarno, Hatta, dan Radjiman saya sebagai utusan dari pemerintah
Jepang ingin menyampaikan suatu hal yaitu Jepang akan segera memberikan
Kemerdekaan kepada Indonesia sesuai dengan janji Perdana Menteri Kuniaki
Koiso.”
Soekarno
: ”Dengan cara apa Jepang akan memberikan pernyataan merdeka kepada Indonesia?”
Terauchi
: ”Dengan memproklamirkan kemrdekaan Indonesia dan itu dapat dilaksanakan
beberapa hari ke depan tergantung cara kerja PPKI.”
Hatta
: ” Benar saya sangat setuju karena PPKI adalah badan yang bertanggung jawab
untuk menyusun proklamasi kemerdekaan.”
Radjiman
: ” Saya sependapat dengan anda Bung.”(menoleh kepada Hatta) tetapi kita harus
tetap menyegerakan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia bung!”
Terauchi
: ”Maaf, tetapi pihak Jepang meminta Proklamasi kemerdekaan dibacakan pada
tanggal paling cepat pada tanggal 24 Agustus 1945.”
Soekarno
: ”Akan saya pikirkan kembali permintaan anda, karena kami harus
membicarakannya dengan PPKI. ” Baik kalau begitu kami harus undur diri, terima
kasih.”
Terauchi
: ”Baiklah, hati-hati di jalan.”
Narasi
: Setelah pembicaraan masalah proklamasi kemerdekaan di Dalat, dua hari
kemudian pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat
pada sekutu, yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru
Shigemitsu..
Narasi
: Berita tentang kekalahan tersebut sangat dirahasiakan oleh Jepang bahkan
semua stasiun radio disegel oleh Jepang tetapi tokoh golongan muda yakni Sutan
Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio
BBC.
Syahrir
: ”Kawan-kawan tentara Jepang telah menyerah kepada sekutu, berarti di
indonesia terjadi kekosongan kekuasaan.” Kita harus mendesak golongan tua
terutama bung Karno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan!”
Wikana :”Betul sekali kawan.”
Syahrir
:”Tetapi jangan sampai Proklamasi kemrdekaan diproklamirkan oleh PPKI.”
Darwis
:”Kenapa kau berpendapat demikian sobat?”
Syahrir
:”Karena PPKI adalah badan bentukan Jepang!”
Wikana
: ”Kita tidak ingin ada cmpur tangan Jepang dalam Proklamasi Kemerdekaan!”
Chaerul Saleh :”Lalu siapa yang
berhak mempoklamirkan kemerdekaan?”
Syahrir
:”Bung Karno sebagai pemimpin rakyat, atas nama rakyat dan melalui siaran
Radio!” (Syahrir berbicara berapi-api)
Chaerul Saleh :”Tetapi
permasalahannya apakah bung Karno setuju, beliau kan merupakan ketua PPKI.
Darwis
:” Kalau beliau menginginkan naskah Proklamasi tetap disusun oleh PPKI, kita
paksa saja dia, kalau perlu......”
Syahrir
:” Kalau perlu apa ? .... Kita harus bicara dulu secara baik-baik dengan beliau
wis!”
Chaerul Saleh :” Betul kawan,
kekerasan bukan cara penyelesaian yang tepat.”
Wikana
:”Sebaiknya setelah bung Karno pulang dari Dalat, kita segera menemuinya.”
Darwis, Syahrir dan
Saleh : ”betul.”
(ketiganya menjawab bersamaan)
Narasi
: Tanggal 14 Agustus 1945 Syahrir, Wikana, Darwis dan Saleh menemui bung Karno
di kediamannya
Sukarno
: ”Silahkan masuk.”(bung Karno mempersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu )
Sukarno
: ”Ada maksud apa saudara-saudara datang kemari.”
Syahrir
: ” Begini bung Karno, Jepang telah menyerah bung, dan kami minta bung Karno
segera memproklamirkan kemerdekaan.”
Sukarno
:”Tetapi kan ada badan yang berhak untuk merumuskan itu semua.”
Wikana :”Maksud anda PPKI?”
Sukarno
:”Betul, karena PPKI lebih tahu hal-hal apa saja yang harus disiapkan.”
Syahrir
:”Kami atas nama golongan muda tidak setuju jika PPKI yang menyiapkan
proklamasi kemerdekaan, karena PPKI merupakan bentukan Jepang!”(Syahrir
menjawab dengan nada keras)
Darwis
:”Kami tidak ingin kemerdekaan yang kita peroleh ada campur tangan dari
pemerintah Jepang!”
Sukarno
:”Memproklamasikan kemerdekaan merupakan hak dan tugas PPKI.”
Darwis
:”Baik kalau
pendapat anda tetap seperti itu, kami mohon diri”
Narasi
: Akhirnya karena masing-masing mempertahankan pendapatnya keempat orang
golongan muda tersebut berpamitan kepada bung Karno.
Narasi
: Keesokan harinya pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB golongan muda
revolusioner mengadakan rapat di gedung gedung lembaga bakteriologi di
Pegangsaan Timur dan mereka tetap berpendirian bahwa kemerdekaan adalah hak dan
urusan rakyat Indonesia sendiri. Dan hasil keputusan rapat tersebut disampaikan
oleh Wikana, Chaerul Saleh, Sukarni dan Darwis kepada Bung Karno.(di Kediaman
Bung Karno juga terdapat bung Hatta, Ahmad Subarjo, Dr. Buntaran, Dr. Sanusi
dan Iwa Kusumasumantri)
Wikana : ”Selamat malam Bung Karno?”
Sukarno
:”Ada maksud apa lagi anda kemari?”
Saleh
: ”Sekarang Bung, sekarang! malam ini
juga kita kobarkan revolusi !”
Sukarni :” Kami
sudah siap mempertaruhkan jiwa kami !”
Wikana
:” Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan
berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok
hari !” (Wikana berteriak dengan nada mengancam)
Narasi
: Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri
menghampiri Wikana
Sukarno
: ” Ini batang leherku, seretlah
saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah
menunggu esok hari !”.
Hatta
: “… Jepang adalah masa silam. Kita
sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan
di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan apa yang telah saya
katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup untuk
memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak memproklamasikan
kemerdekaan itu sendiri ? Mengapa
meminta Soekarno untuk melakukan hal itu ?”
Darwis
: ” apakah kita harus menunggu hingga
kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai hadiah?”
Sukarni
:” Mengapa bukan rakyat itu sendiri
yang memproklamasikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyatakan kemerdekaan kita sendiri, sebagai
suatu bangsa ?”
Subarjo
: ” Kami bertiga telah membicarakannya baik-baik dengan Jepang, saya takut
Jepang hanya melakukan tipu muslihat sehingga jika kita bertindak salah akan
terjadi pertumpahan darah.”
Sukarno
: ”kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata
dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan kepada
saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa tindakan bagian
keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak? Bagaimana cara
mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan? Kita tidak akan mendapat
bantuan dari Jepang atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di
atas kekuatan sendiri “. Sekarang saya mohon waktu sejenak untuk berunding
karena saya tidak bisa memutuskan sendiri (Demikian jawab Bung Karno dengan
tenang)
Narasi
: Sukarno, Hatta, Ahmad Subarjo, Dr. Buntaran, Dr. Sanusi dan Iwa
Kusumasumantri yang hadir malam itu melakukan perundingan. Setelah selesai
berdiskusi Hatta menyampaikan hasil perundiangannya kepada golongan muda.
Hatta
:”Usul dari golongan muda tetap kami tidak bisa terima, karena kurang
perhitungan dan takut memakan banyak korban jiwa dan harta.”
(Para pemuda memperlihatkan wajah yang
menggambarkan ketidak senangan)
Wikana : ” Baik kalau anda masih tetap
mempertahankan pendapat kalian, kami mohon diri.”
Narasi
: Para pemuda kemudian bergegas meninggalkan kediaman bung Karno dengan wajah
penuh ketidak puasan.
Narasi
: Setelah mengetahui pendirian golongan tua, pada pukul 24.00 golongan muda
melakukan rapat di Asrama Baperpi, Jalan Cikini 71. Dalam rapat itu diputuskan
untuk mengungsikan Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka
kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan proklamasi
kemerdekaan segera dibacakan tanpa pengaruh Jepang. Pada pukul 04.00 tanggal 16
Agustus 1945 dibawa ke Rengasdengklok. Chaerul, Saleh, Shodanco Singgih yang
merupakan tentara PETA melakukan aksi tersebut.
Singgih
: ”Kenapa anda tetap bersikeras bung Karno kalau proklamasi harus disusun oleh
PPKI?”
Sukarno
: ” Bukannya saya tidak setuju Proklamasi dibuat oleh kita sendiri, tetapi kita
harus melihat situasi terlebih dahulu agar rakyat tidak menjadi korban.”
Singgih
: ”Tetapi kami golongan muda dan tentara PETA akan berada di belakang anda jka
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.”
Sukarno
: ”Baiklah jika itu keinginan kalian kami akan merumuskan naskah Proklamasi
setelah kembali ke Jakarta.”
Narasi
: Shodanco Singgih akhirnya menyampaikan berita gembira tersebut sesampainya di
Rengasdengklok, dan ia bergegas kembali ke Jakarta untuk menyampaikan hal
tersebut kepada para pemimpin pemuda.
Syahrir
:” Revolusi berada di tangan kami
sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam
ini, lalu …”.
Sukarno
: ” Lalu apa ?” teriak Bung
Karno.”Yang paling penting di dalam
peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah
merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17 “.
Sukarni : ” Mengapa justru diambil tanggal 17,
mengapa tidak sekarang saja, atau t
anggal 16 ?” tanya Sukarni.
Sukarno
: ”. Saya tidak dapat menerangkan
dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku.
Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik.
Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci
Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi
kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang
berbahagia, Jumat suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang
17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “.
Narasi
: Sementara itu, di Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua
dengan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus
dilaksanakan di Jakarta . Laksamana Takashi Maeda, bersedia untuk menjamin
keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu,
Jusuf Kunto dari pihak pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad Soebardjo bersama
sekretaris pribadinya, Sudiro, ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan
Hatta. Rombongan penjemput tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.00. Ahmad
Soebardjo memberikan jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada
tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu,
komandan kompi PETA setempat, Cudanco Soebeno,
bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.
Narasi
: Sesampai di Jakarta Sukarno- Hatta bersama Laksamana Maeda menemui Mayjen
Nishimura untuk berunding, tetapi Nishimura tidak mengizinkan proklamasi
kemerdekaan. Kemudian mereka menuju rumah laksamana Tadashi Maeda di JL. Imam
Bonjol No.1. Setelah pertemuan itu, Soekarno dan Hatta kembali ke rumah
Laksamana Maeda. Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itu dirumuskan teks
proklamasi kemerdekaan. Maeda, sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar
tidurnya di lantai dua ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung. Sukarno,
Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan naskah proklamasi di ruang makan.
Maeda
: ”Silahkan pakai rumahku saja bung
Karno, keamanan akan saya jamin.”
Sukarno
: ”Terima kasih, ruang mana yang bisa
kami pakai ?”
Maeda
: ”Ruang makan dan serambi depan.”
Narasi
: Setelah selesai teks proklamasi tersebut dibacakan di serambi depan. Di
hadapan peserta rapat dan golongan muda.
Sukarno
: “Keadaan yang mendesak telah memaksa kita semua mempercepat pelaksanaan
Proklamasi Kemerdekaan. Rancangan teks telah siap dibacakan di hadapan
saudara-saudara dan saya harapkan benar bahwa saudara-saudara sekalian dapat
menyetujuinya sehingga kita dapat berjalan terus dan menyelesaikan pekerjaan
kita sebelum fajar menyingsing“. Kepada
siapa saja yang hadir di dalam rapat ini agar dapat menandatanganinya secara
bersama.”
Sukarni
:”Saya kurang setuju, naskah proklamasi
tersebut sebaiknya ditandatangani oleh Sukarno dan Hatta saja atas nama bangsa
Indonesia.”
Sukarno
: ”Bagaimana hadirin?”
Hadirin yang hadir menjawab serentak Setujuuuuuu.....!!!
Narasi
: Usul Sukarni ternyata disetujui oleh seluruh peserta rapat.
Sukarno
: ”Tolong ketikkan Sayuti!”
Sayuti Melik :”baik.”(Sayuti Melik kemudian
mengetiknya)
Narasi
: Setelah naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik, kemudian Sukarno dan
Hatta menandatangani naskah tersebut.
Narasi
: Setelah terjadi perdebatan tentang dimana lokasi pembacaan naskah proklamasi
akhirnya disepakati bahwa pembacaan naskah proklamsai dbacakan di Jl.
Pegangsaan Timur No. 56, pukul 10.00. Para undangan dan warga Jakarta pun
berbondong-bondong menuju kediaman Bung Karno tersebut. Bung Karno lalu
menyampaikan pidatonya sebelum membacakan naskah proklamasi.
Sukarno :
“Saudara-saudara sekalian ! saya telah minta saudara hadir di sini,
untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh
tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita.
Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk mencapai
kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita tetap menuju ke
arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai
kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini tampaknya saja
kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita
menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita percaya pada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib
tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil
nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi
malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari
seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa
sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.”
”Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu.
Dengarkanlah Proklamasi kami:
PROKLAMASI;
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia . Hal-hal
yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara
seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus 1945.
Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta.”
”Demikianlah saudara-saudara!
Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air
kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka.
Negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan
memberkati kemerdekaan kita itu“. Merdekaaaaaa......!!!!!!
Semua yang hadir di situ menjawab merdeka!!!!!!!!
Secara serentak
Narasi
: Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno dan Hatta maju beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir
dari serambi muka, lebih kurang dua meter di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti
diminta maju untuk mengibarkan bendera, dia menolak: ” lebih baik seorang
prajurit ,” katanya. Tanpa ada yang menyuruh, Latief Hendraningrat yang
berseragam PETA berwarna hijau dekil maju ke dekat tiang bendera. S. Suhud
mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan mengikatnya pada
tali dibantu oleh Latief Hendraningrat. Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa
ada yang memimpin, para hadirin dengan spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dikerek dengan lambat sekali, untuk menyesuaikan dengan irama
lagu Indonesia Raya yang cukup panjang.
Adegan
: Pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh Latief Hendraningrat dan
S.Suhud diiringi lagu Indonesia Raya oleh hadirin yang hadir pada saat itu.
Narasi
: Peristiwa yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia ini berlangsung
sekitar satu jam. Meski sederhana namun upacara itu dilakukan denan hikmat.
Indonesia merdeka, bangsa baru telah lahir.
Narasi :
Pada tanggal 29 April 1945 BPUPKI terbentuk yang diketuai oleh Dr. Radjiman
Widyodiningrat dan wakilnya Ichibangase dan Suroso. Tanggal 29 Mei diadakan
sidang yang pertama sekali atas usulan Dr. Radjiman Widyodiningrat untuk membahas dasar negara.
Dr. Radjiman :
Saudara-saudara inilah pertama kali kita mengadakan sidang yang membahas dasar
negara. Kepada saudara-saudara diminta partisipasinya untuk menyongsong
kemerdekaan negara kita ini dengan menyampaikan usulan-usulan mengenai dasar
negara.
Narasi :
Hari pertama tepatnya tanggal 29 Mei 1945 Moh. Yamin mengeluarkan pendapatnya
mengenai dasar negara.
Moh. Yamin :
Baiklah saudara-saudara, saya selaku anggota perumusan dasar negara ingin
menyampaikan pendapat berupa lima asas dasar negara yang meliputi :
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusian
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Peri kesejahteraan rakyat
2. Peri kemanusian
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Peri kesejahteraan rakyat
Narasi :
Hari kedua tepatnya tanggal 31 Mei 1945, prof. Dr. Soepomo membuat rumusan.
Soepomo :
Saudara-saudara, saya akan menyampaikan pendapat mengenai dasar negara dengan
rumusan sebagai berikut : 1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Radjiman :
Terima kasih atas usulan anda, apakah ada pendapat lagi? Jika tidak ada, rapat
ini dianggap selesai
Narasi :
Sidang BPUPKI dilanjutkan pada hari ketiga tepatnya tanggal 1 Juni 1945,
Soekarno mengeluarkan rumusan
Ir. Soekarno :
Saudara-saudara saya akan mengusulkan rumusan dasar negara yang saya beri nama
Pancasila, yang berisi: 1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang maha esa
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang maha esa
Radjiman :
Terima kasih atas usulannya, dengan ini saya menyatakan sidang pertama BPUPKI
selesai.
Narasi :
Pada sidang itu pula dibentuknya Panitia Kecil dengan Ir. Soekarno sebagai
ketua yang beranggotakan Drs. Moh. Hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr. Ahmad soebardjo,
Mr. A. A Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wachid Hasyim, H. Agus Salim, Abikusno
Tjokrosujoso. Dalam persidangan yang dilakukan panitia sembilan menghasilkan
rumusan :
1.
Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam
Bagi Pemeluk- Pemeluknya
2.
(Menurut) Dasar Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3.
Persatuan Indonesi
4.
Dan) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
5.
(Serta Dengan Mewujudkan Suatu) Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia
6.
Rumusan tersebut disebut dengan piagam Jakarta. Pada
tanggal 10 Juli 1945 diadakan sidang BPUPKI yang kedua, hingga tanggal 16 Juli
1945.
Radjiman :
Jadi, kesimpulan sidang kita kali ini adalah bentuk Negara Indonesia adalah
Republik dan wilayah Indonesia yakni seluruh wilayah kepulauan Indonesia.
Selanjutnya saya persilahkan kepada perwakilan dari Panitia Perancang UUD untuk
melaporkan hasil sidangnya.
Soepomo :
Terima kasih, saya akan membacakan hasil sidang yang telah kami lakukan……
Narasi :
Hasil sidang itu adalah :
1. Pernyataan
Indonesia merdeka
2. Pembukaan UUD
3. UUD itu sendiri dan batang tubuh UUD
Dengan keberhasilan dari panitia perancang UU menyusun
rancangan UUD, maka tugas BPUPKI dinyatakan SELESAI dan DIBUBARKAN
Narasi :
Pada tanggal 6 Agustus 1945, Hiroshima di bom atom oleh Amerika Serikat.
Keadaan itu, mendorong Jepang membentuk Docuritsu Junbi Inkai atau PPKI,
tepatnya tanggal 7 Agustus 1945 dengan anggota berjumlah 21 orang. Tanggal 9
Agustus 1945 Kota Nagasaki dibom atom oleh Amerika. Oleh karena itu, Jend. Besar Terauchi, Panglima
Tentara Umum Selatan memanggil Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Radjiman
Wedyodiningrat agar datang ke markas di Dalat (Vietnam) untuk melakukan
pertemuan tanggal 12 Agustus 1945
Jend. Terauchi : Saya berjanji akan memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia, tapi kemerdekaan itu diumumkan setelah segala persiapan
selesai. Jadi untuk melaksanakan kemerdekaan itu dibentuklah PPKI. Pelaksanaan
kemerdekaan segera dilakukan setelah persiapan selesai dan berangsur-berangsur
dari Pulau Jawa, baru disusul pulau lainnya. Wilayah Indonesia akan meliputi
seluruh bekas wilayah Hindia-Belanda
Narator :
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang dan
menghasilkan kesepakatan tentang presiden dan
wakil presiden pertama Indonesia
Abikoesno : Dengan ini, kita sepakat
bahwa Ir. Soekarno akan menjadi presiden pertama Indonesia, dan Moh. Hatta
sebagai wakil presiden untuk membantu
tugas-tugas presiden.
Narator :
Itulah gambaran suasana sidang PPKI dan BPUPKI
No comments:
Post a Comment